Kisah Jenderal Hoegeng Ditempeleng Perwira Jepang Gara-Gara Jam
BLITAR, iNews.id - Kapolri ke-5 RI Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso punya pengalaman tak mengenakkan saat masih kuliah. Dia ditempeleng perwira polisi Jepang gegara jam tangan. Namun, polisi yang terkenal jujur itu tak takut, karena tidak bersalah.
Kisah itu terjadi saat Hoegeng berusia 19 tahun. Saat itu Hoegeng mulai berkuliah di Recht Hoge School (RHS) atau Sekolah Tinggi Hukum di Batavia. Hoegeng tumbuh dalam situasi perang dan penjajahan.
Saat itu tahun 1940, perang Dunia II tengah berkecamuk di Eropa, dan situasi telah berubah. Belanda dan sekutu mulai terdesak oleh Jepang dengan kekuatan totaliternya. Menyusul dibomnya pangkalan Amerika di Pearl Harbour pada 9 Desember 1941, koloni-koloni barat seperti Taiwan, Filipina, Birma hingga Singapura, mulai berjatuhan.
Hoegeng turut mengikuti perkembangan melalui fotum-forum diskusi mahasiswa. Dia ikut mendengarkan berita perang. "Namun saya tidaklah begitu terganggu. Pada dasarnya saya tidak begitu tertarik atau kecanduan masalah-masalah politik," kata Hoegeng seperti ditulis Abrar Yusra dan Ramadhan KH dalam buku “Hoegeng, Polisi : Idaman dan Kenyataan”.
Hoegeng Iman Santoso lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921. Sebuah kota kecil pesisir utara Jawa Tengah. Ayahnya, Soekario Kario Hatmodjo orang Tegal dan ibunya, Oemi Kalsoem orang Pemalang.
Ayah Hoegeng seorang ambtenaar (pegawai) Pemerintah Hindia Belanda yang sempat berdinas di Pemalang. Lalu, kembali ke Pekalongan. Di Pekalongan, ayahnya menjabat sebagai Kepala Kantor Kejaksaan (Inlandsch Officer van Justitie) wilayah Karsidenan Pekalongan.
Hoegeng bersekolah HIS (Hollandsch Inlandsche School) atau setingkat SD dan MULO (setingkat SMP) di Pekalongan dan AMS di Yogyakarta. Hoegeng masuk RHS karena bermimpi bisa masuk Sekolah Komisaris Polisi di Sukabumi.
Impian yang telah dibangunnya sejak kecil. "Suatu impian sejak kecil yang samar-samar masih hidup dalam diri saya," kata Hoegeng dalam "Hoegeng, Polisi: Idaman dan Kenyataan".
Editor: Ihya Ulumuddin