Meski yakin perundungan hampir tak akan terjadi jika melihat karakter siswa, guru tetap melakukan tindakan preventif dengan membuat kontrak belajar. Sekolah meminta para siswa saling menyayangi sesama teman dan bertanggung jawab terhadap kelancaran kelas.
Banyak kegiatan yang menuntut pembentukan kelompok di kelas rangkap. Untuk hal ini, Sugeng betul-betul memperhatikan pemerataan gender. Sebisa mungkin di dalam satu kelompok, jumlah siswa laki-laki dan perempuan sama.
Banyak hal positif dari kelas rangkap, tetapi Sugeng menyebutkan tetap ada kelemahan. Untuk mengajar kelas rangkap, guru harus meluangkan waktu lebih untuk menyusun perangkat pembelajaran.
Sugeng berharap akan ada kurikulum khusus yang mengatur kelas rangkap yang dapat menjadi acuan. Pihak sekolah memodifikasi sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa.
Editor: Kastolani Marzuki













