Mantan Wakapolda Sumut Dimakamkan Secara Dinas Kepolisian di Malang

MALANG, iNews.id – Sejumlah petinggi polri datang melayat di rumah mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Sumatera Utara (Sumut), Kombes Pol Purnawirawan Agus Samad yang ditemukan tewas di rumahnya, Malang, Jawa Timur (Jatim). Mereka ikut mengantarkan perwira polisi itu ke tempat peristirahatan terakhirnya. Jenazah dikuburkan secara dinas kepolisian, Minggu (25/2/2018) siang.

Pemakaman anggota Akabri angkatan pertama itu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan koleganya. Sejumlah rekan sesama Akabri angkatan 67 hingga angkatan 70, juga tampak menghadiri rumah duka di Perumahan Bukit Dieng, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Baca Juga

Polisi Tunggu Kepulangan Istri Mantan Wakapolda Sumut yang Tewas

Jenazah mantan Wakapolda Sumut itu ditemukan meninggal secara tidak wajar di rumahnya di Kota malang, Sabtu siang kemarin (24/2/2018) dan dimakamkan Minggu (25/2/2018) siang ini.

“Almarhum orang yang baik dan telah menjalani karir yang panjang di institusi polri,” tutur kerabat korban saat membawakan sambutan saat pemakaman.

Baca Juga

Mantan Wakapolda Sumut Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat di Rumahnya

Sejumlah perwira dan petinggi polri tampak ikut mengangkat keranda jenazah dan mengantarkan ke lokasi pemakaman di Kota Malang. Di lokasi itu, jenazah dimakamkan secara dinas kepolisian.

Hingga dimakamkan, kasus kematiannya masih misteri. Polisi masih memeriksa saksi-saksi dan melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut. Polisi juga masih menunggu hasil laporan autopsi terhadap jenazah korban untuk mengetahui pasti penyebab kematian.

Diketahui, Korban ditemukan dengan kondisi bersimbah darah akibat beberapa luka dengan kondisi kaki terikat seutas tali rapiah. Sementara TKP yang bertempat di ruang tengah penuh bercak darah dari korban. Warga yang pertama kali melihat langsung memutuskan untuk melaporkan kasus penemuan jenazah itu ke polisi. Terdapat sejumlah luka, yakni di bagian kepala dan sayatan di tangan.

Editor: Donald Karouw