Ketika Raja Mataram Dapat Hadiah Istimewa dan Langka dari Penguasa Pesisir Utara Jawa

Martanata meminta sang Sultan Mataram agar tak menolaknya karena itu seolah-olah merupakan sebuah taman bunga. Betapa berharganya barang-barang yang aneh itu ternyata dari hal berikut ini.
Dikisahkan pada tanggal 23 Desember 1658 muncul Ngabei Martanata dengan segenap iringannya di loji Belanda. Ia disambut serta diberi perlakuan yang selayaknya.
Menurut kebiasaan Jawa, pembesar itu tidak segera memberitahukan maksud kedatangannya, tetapi menjelaskan bahwa ia datang atas perintah Sunan untuk meninjau loji, dan bagaimana keadaan orang-orang Belanda di sana.
Penjabat Residen Evert van Hoorn segera mengajak melihat-lihat segalanya, tetapi ditolak. Residen lalu mengambil kesimpulan yang agak terlalu cepat, bahwa yang dipentingkan tamu itu hanyalah hadiah menyambut kedatangannya saja, dan ini sudah dilakukannya menurut kebiasaan lama.
Tetapi ternyata bukan itu saja, karena kemudian Kiai Martanata memberitahukan bahwa pada hari sebelumnya ia menerima surat dari Sunan Mataramyang dengan sangat, minta dari dia seekor unta dan seekor bocrom lasker. "Jangankah kami, Martanata itu pun tidak tahu apa yang dimaksudkan dengan jenis hewan tersebut belakangan itu," tulis isi surat itu.
Tetapi ia mohon supaya dipesankan di Batavia. Didesaknya supaya permintaan itu dipenuhi secepatnya karena ia ingin membawanya ke Istana. Di sisi lain, Van Hoorn menyatakan bahwa ia pun tidak pernah melihat jenis hewan seperti itu, dan kemudian berangkatlah para tamu itu.
Surat Van Hoorn tentang hal ini dibawa oleh para Lurah Sabdawangsa dan Jiwa ke Batavia, berikut sebuah surat dalam bahasa Melayu dari Martanata. Surat itu pun memohon supaya kepadanya dikirimkan beberapa ekor hewan yang bernama laskaer dan beberapa ekor unta. Ia juga ingin membeli beberapa gobar yang patut dipersembahkan kepada Sunan.
Sebagai pembayaran di muka sudah dikirimkannya beras tiga koyan. Pada tanggal 15 Maret 1659, Kompeni menjawab bahwa unta tidak ada dalam persediaan, tetapi mengadakan perjalanan ke Jepara. Ia akan membawa dua pasang dalam waktu 3 atau 4 hari.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto