MALANG, iNews.id - Penundaan Pemilu 2024 akan menguntungkan segelintir elite politik. Mereka yakni para kandidat yang butuh mendongkrak popularitas karena elektabilitas masih rendah.
Berdasarkan sejumlah survei beberapa tokoh yang punya elektabilitas tinggi sebagai kandidat capres 2024 hanya ada tiga nana, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Di luar tiga besar itu nama-nama seperti Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, bersaing dengan torehan antara dua sampai lima persen elektabilitasnya.
Sementara dua kandidat bakal capres yang sudah mempromosikan diri yakni Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartarto, masih berada di bawah dua bahkan satu persen, secara elektabilitas.
Pengamat politik FISIP Universitas Brawijaya Wawan Sobari menuturkan, jika dicermati isu penundaan Pemilu 2024 itu justru dihembuskan oleh Muhaimin Iskandar, Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kemudian didukung oleh Airlangga Hartarto, Ketum Partai Golkar, dan disusul dukungan oleh Partai Amanat Nasional (PAN) melalui Ketumnya, Zulkifli Hasan.
Dari sinilah, Wawan menilai ada kepentingan isu itu dimunculkan untuk mendongkrak elektabilitas Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartarto, yang masih berada di bawah dua persen.
"Mereka yang mendukung itu (penundaan Pemilu 2024), mau maju Pilpres Cak Imin, Airlangga Hartanto sudah jelas maju diusung oleh Golkar. PAN kekuatan nggak besar. Jadi interest-nya (kepentingannya) kelihatan banget," kata Wawan Sobari, saat dikonfirmasi MNC Portal, pada Rabu (2/3/2022).
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait