Wapres Ma’ruf Amin Sebut Banyak Produk Berlabel Halal Cenderung Eksploitasi Umat Islam
MALANG, iNews.id – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengungkapkan banyak contoh produk dan jasa yang memakai simbol dan label halal, tapi justru berkualitas rendah dan tidak terjamin, bahkan cenderung mengeksploitasi umat Islam.
Karena itu, kata Ma’ruf Amin, sebagai negara dengan pangsa pasar produk halal terbesar di dunia, Indonesia perlu dijaga dari pemanfaatan simbol-simbol dan label halal yang tidak sesuai.
"Ada bisnis investasi pakai simbol-simbol Islam dan halal, tetapi dalam praktiknya merupakan bisnis investasi bodong. Ada juga usaha travel yang menyatakan halal, tetapi tidak memberikan pelayanan semestinya," kata Ma’ruf Amin saat membuka konferensi internasional halal dan thayyib 2019 di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Rabu (27/11/2019).
Menurut Ma’ruf Amin, apabila kasus-kasus itu dibiarkan, dan terus terjadi di tengah masyarakat, menurut Wapres, dapat berdampak buruk terhadap pengembangan industri halal di Indonesia.
“Pengembangan industri halal harus diletakkan kepada kepentingan umat, bangsa dan negara, dengan visi mnyediakan produk terbaik, dan bermanfaat, halalan thayyiban," kata dia.
Pengembangan produk halal, menurut dia, harus bersifat universal. Dia mengharapkan, produk halal bukan hanya untuk masyarakat muslim, tetapi jadi bagian itegral dari kehidupan masyarakat Indonesia, tanpa melihat perbedaan.
Wapres menyebutkan, pasar halal dunia potensinya sangat besar. Pada tahun 2017, produk halal di pasar halal dunia mencapai USD2,1 triliun , dan diprediksi akan terus berkembang hingga nilainya mencapai USD3 triliun pada tahun 2023.
"Kita harus dapat memanfaatkan potensi besar pasar halal dunia ini, dengan meningkatkan ekspor produk halal. Nilai ekspor produk halal kita sekarang baru mencapai 3,8% dari total pasar halal dunia," kata dia.
Berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report 2019, Brazil merupakan eksportir produk halal nomor satu di dunia, nilainya USD5,5 miliar dan Australia berada di peringkat dua dengan nilai USD2,4 miliar.
Sementara kondisi sebaliknya terjadi pada Indonesia, dimana disebut Wapres, pada tahun 2018 Indonesia membelanjakan USD214 miliar untuk produk halal. Nilai ini mencapai 10 persen pangsa pasar produk halal dunia.
"Indonesia menjadi konsumen terbesar produk halal dunia bila dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim di dunia. Saya akan lebih gembira, jika Indonesia mampu memproduksi sendiri produk halal tersebut, dan bahkan bisa mengeskpornya ke berbagai negara di dunia," kata Ma'ruf Amin.
Editor: Kastolani Marzuki