Polda Jatim Identifikasi 8 Jenazah Tragedi Ponpes Al Khoziny, Total 48 Teridentifikasi

SURABAYA, iNews.id – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali berhasil mengidentifikasi 8 kantong jenazah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Kamis (9/10/20225). Dengan tambahan tersebut, total sudah 48 jenazah dari 67 kantong jenazah yang berhasil diidentifikasi. 

Proses identifikasi dilakukan di RS Bhayangkara Polda Jatim oleh tim gabungan DVI Polda Jatim dan Mabes Polri. Setelah berhasil diidentifikasi, seluruh jenazah langsung diserahkan kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan. 

Baca Juga

7 Fakta Tragedi Musala Ambruk Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Nomor 3 Paling Mengerikan

Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol Moh Khusnan Marzuki, mengatakan dari delapan jenazah yang baru diidentifikasi, satu korban dikenali melalui struktur gigi dan medis, sedangkan tujuh lainnya melalui uji DNA, medis, dan properti pribadi.

“Satu jenazah teridentifikasi dari struktur gigi dan medis, sedangkan tujuh lainnya berdasarkan hasil DNA dan properti,” ujar Kombes Khusnan dalam jumpa pers di RS Bhayangkara Polda Jatim. 

Baca Juga

Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 67 Santri Tewas, Polisi Selidiki Dugaan Kelalaian Pembangunan

Berikut data kedelapan korban yang berhasil diidentifikasi hari ini.

Identitas 8 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny

1. Moch Adam Fidiansyah (12), warga Masangan Kulon, Sukodono, Sidoarjo. Teridentifikasi melalui struktur gigi dan medis. 
2. Muhammad Raihan Jamil (14), warga Krembangan Jaya Selatan, Kota Surabaya. Teridentifikasi melalui DNA, medis, dan properti.
3. Mohammad Abdul Rohman Nafis (15), warga Pulungan, Sedati, Sidoarjo. 
4. M Ghifari Chasbi (15), warga Tamansari, Pasuruan, Jawa Timur. 
5. Moh Toni Afandi (14), warga Sidotopo, Semampir, Kota Surabaya. 
6. Ach Ramzi Fariki (15), warga Padurenan, Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
7. Abdullah As Syadid (16), warga Alas Kokon, Modung, Bangkalan, Jawa Timur. 
8. Arif Afandi (15), warga Wonorejo, Tegalsari, Kota Surabaya.

   Editor: Kastolani Marzuki