Partai Fasis Pernah Lahir di Indonesia meski Hanya Seumur Jagung, Ini Kisahnya
Koran Adil mengecam Partai Fasis Indonesia sebagai perkakas politik untuk memecah belah. Partai Fasis yang menghidupkan perasaan provinsialisme akan mengancam pergerakan kebangsaan Indonesia.
"Sehingga kaum pergerakan lebih suka melihat matinya daripada hidupnya partai politik semacam ini (Partai Fasis Indonesia)," tulis koran Adil.
Surat kabar Pandji Timoer ikut mengeroyok Notonindito dan Partai Fasis Indonesia. Disebut dalam laporannya bahwa fasisme yang disebarkan di Indonesia tujuannya sama dengan di Eropa, yakni membunuh aliran revolusioner.
"Kapitalisme dari semangat sama mendapat bentuk pertahanan yang baru, yaitu "kutu fasis".
Surat kabar Pandji Timoer mengulas lebih jauh dengan mengatakan, di Indonesia ide-ide fasisme tidak mungkin berkembang dan didukung rakyat. Bagi Indonesia yang terjajah, Partindo dan PNI merupakan model gerakan kebangsaan yang kerakyatan.
"Kedua partai ini selain menuntut Indonesia merdeka juga menjadikan Hindia Belanda sebagai kubur kapitalisme".
Serangan gencar dan bertubi-tubi dari kaum pergerakan membuat Dr Notonindito ragu melanjutkan kepemimpinannya di Partai Fasis Indonesia. Dia bahkan menyangkal akan menjadi pimpinan Partai Fasis Indonesia.
Partai Fasis Indonesia tidak berumur panjang. Partai yang didirikan Notonindito tiba-tiba hilang begitu saja tanpa sempat melaksanakan program-programnya.
"Paling tidak, Notonindito telah menyadarkan kaum pergerakan bahwa ide-ide nasionalisme yang reaksioner mempunyai persemaian di kalangan bumiputra,” tulis Wilson dalam "Orang dan Partai Nazi di Indonesia, Kaum Pergerakan Menyambut Fasisme".
Editor: Ihya Ulumuddin