Mitos Ular Weling Hanya Gigit Orang Bernasib Sial, Benarkah?
BLITAR, iNews.id - Ular weling atau Malayan krait merupakan jenis ular berbisa yang gigitannya mematikan. Saking ampuhnya, sampai-sampai muncul keyakinan di sebagian masyarakat Jawa hanya orang sial saja yang dipatuk ular weling.
Bisa ular weling disemprotkan melalui taring yang tertancap kuat pada rahang atasnya (maxilla). Ukuran taring yang bertipe beralur itu memang tidak terlalu besar. Namun begitu menancap pada objek yang tergigit, racun seketika tersemprot dan bekerja.
Cairan racun weling berwarna kuning muda bening dan tidak terlalu berbau. Namun sangat mematikan. Untuk membuat nyawa manusia melayang, hanya dibutuhkan 1 mg dari total 5,4 mg dosis bisa ular weling sekali gigit.
Selain memiliki bisa yang tersohor mematikan, ular weling juga mudah dikenali dari penampakan fisiknya. Terutama warnanya yang khas, yakni dorsal hitam berseling putih.
Hitam dan putih pada permukaan tubuh agak silindris dan ramping dengan ekor meruncing itu, tidak sama lebar. Kadang-kadang ada juga yang seperti jejeran noktah besar yang tidak beraturan.
Weling memiliki kepala tumpul agak oval dan hitam dengan sepasang mata yang kecil menjorok ke dalam, seperti pada umumnya mata ular dari genus bungarus.
Ular berbisa yang dapat mencapai panjang 1,5 meter itu suka bersarang pada lubang-lubang batu di pinggir sungai, semak sawah, saluran irigasi, tegalan, dan hutan. Saat berburu katak, kadal, dan ular dari genus Natrix sebagai santapa pada umumnya malam hari, weling biasa dijumpai di tepi sungai yang dangkal dan berbatu. Kemudian juga pada dataran tinggi hutan lembab atau di tepi kali pegunungan.
Saat bertemu manusia di alam bebas, terutama pada siang hari, weling memilih menghindar. Ketika diusik, ia akan menyembunyikan kepala pada gelungan tubuhnya sambil mendesis putus-putus.
Editor: Rizky Agustian