Misteri Desa Penari Rowo Bayu dan Kisah Pertapaan Prabu Tawang Alun di Banyuwangi

Petilasan Prabu Tawang Alun memiliki ukuran sekitar 4x4 mpat meter. Di dalamnya terdapat semacam tempat duduk dari batu yang konon sebagai tempat bertapa Prabu Tawang Alun.
Silih berganti warga masuk petilasan untuk berdoa, menurut keyakinannya masing–masing. Sejumlah bunga juga nampak di atas batu yang ditempatkan dupa sebagai wewangian. Tidak ada dekorasi yang menonjol. Kain kelambu warna merah putih menutupi sekeliling ruang petilasan.
Maklum, Rowo Bayu hingga saat ini masih menjadi jujugan warga untuk melaksanakan ritual tertentu. Keberadaan lima sumber mata air yang terus mengalir juga dipercaya memiliki energi mistis dan kasiat berbeda. Lima sumber air tersebut yakni mata air Kaputren, Dwi Gangga, Sumber Rahayu, Panguripan dan sumber kamulian.
Juru Kunci Rowo Bayu, Saji, mengatakan, sampai saat ini Rowo Bayu masih menjadi pilihan sebagian orang untuk berwisata religi. Sebagian bahkan mempercayai bahwa Prabu Tawang Alun masih berada di dalam petilasan yang hidup kasat mata.
"Pertapaan ini memang ada sejarahnya. Dulu, tahun 1659, Prabu Tawang Alun ditunjuk menggantikan ayahnya Pangeran Kedawung untuk menjadi Rasa. Wilayah kekuasannya meliputi Jember, Lumajang, Bondowoso dan Panarukan. Namun, saudaranya iri," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin