get app
inews
Aa Text
Read Next : Program Pengeboran Sumber Air Kebaikan Partai Perindo Disambut Antusias Warga Sikka NTT

Misteri Desa Penari Rowo Bayu dan Kisah Pertapaan Prabu Tawang Alun di Banyuwangi 

Jumat, 10 September 2021 - 08:53:00 WIB
Misteri Desa Penari Rowo Bayu dan Kisah Pertapaan Prabu Tawang Alun di Banyuwangi 
Rowo Bayu, salah satu tempat syakral di kawasan pertapaan Prabu Tawang Alun di Desa Bayu, Banyuwangi. (Foto: iNews.id/Eris Utomo).

BANYUWANGI, iNews.id - Nama Rowo Bayu di Banyuwangi ramai menjadi perbincangan masyarakat beberapa bulan terakhir. Telaga dengan banyak sumber air di lereng Gunung Raung, Desa Bayu, Kecamatan Songon, Banyuwangi ini bahkan banyak dicari orang. 

Hal itu setelah Rowo Bayu muncul dalam kisah horor Desa Penari yang dialami mahasiswa KKN hingga viral di media sosial beberapa waktu lalu. Sejak saat itu, banyak warganet menebak-nebak di mana lokasi Desa Penari tersebut berada. 

Tak sedikit yang meyakini, bahwa Rowo Bayu berkaitan dengan kisah horor Desa Penari yang saat itu viral, meski akhirnya Desa Penari disebut sebut sebagai permukiman astral yang kasat mata. 

Keberadaan Rowo Bayu sejatinya merupakan wanawisata alam dengan sebuah telaga di antara rimbunan pohon tua tinggi menjulang. Lokasinya berada di sekitar 45 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi, atau sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. 

Layaknya kawasan lereng gunung, suasana Rowo Bayu begitu tenang dan sunyi. Di sekitar telaga yang dikenal dengan sebutan rowo dalam bahasa Jawa ini memang banyak pohon tua dan petilasan, sehingga cocok untuk kegiatan menyepi bagi orang yang memiliki tujuan tertentu. 

Udara lembab dengan kabut tipis menambah suasana sunyi mencekam. Wewangian dupa sudah tercium sejak di pintu masuk, membuat merinding bagi warga yang tidak perah berkunjung di Rowo Bayu ini. 
 
Keberadaan petilasan Prabu Tawang Alun, stupa dan candi serta makam kuno yang berada di sekitar telaga, menggenapi suasana mistis yang teramat mendalam. 

Tempat pertapaan Prabu Tawang Alun setelah menyepi karena meninggalkan kerajaan demi ketentraman. (Foto: iNews.id/Eris Utomo).
Tempat pertapaan Prabu Tawang Alun setelah menyepi karena meninggalkan kerajaan demi ketentraman. (Foto: iNews.id/Eris Utomo).

Petilasan Prabu Tawang Alun memiliki ukuran sekitar 4x4 mpat meter. Di dalamnya terdapat semacam tempat duduk dari batu yang konon sebagai tempat bertapa Prabu Tawang Alun. 
 
Silih berganti warga masuk petilasan untuk berdoa, menurut keyakinannya masing–masing. Sejumlah bunga juga nampak di atas batu yang ditempatkan dupa sebagai wewangian. Tidak ada dekorasi yang menonjol. Kain kelambu warna merah putih menutupi sekeliling ruang petilasan. 
 
Maklum, Rowo Bayu hingga saat ini masih menjadi jujugan warga untuk melaksanakan ritual tertentu. Keberadaan lima sumber mata air yang terus mengalir juga dipercaya memiliki energi mistis dan kasiat berbeda. Lima sumber air tersebut yakni mata air Kaputren, Dwi Gangga, Sumber Rahayu, Panguripan dan sumber kamulian. 

Juru Kunci Rowo Bayu, Saji, mengatakan, sampai saat ini Rowo Bayu masih menjadi pilihan sebagian orang untuk berwisata religi. Sebagian bahkan mempercayai bahwa Prabu Tawang Alun masih berada di dalam petilasan yang hidup kasat mata. 

"Pertapaan ini memang ada sejarahnya. Dulu, tahun 1659, Prabu Tawang Alun ditunjuk menggantikan ayahnya Pangeran Kedawung untuk menjadi Rasa. Wilayah kekuasannya meliputi Jember, Lumajang, Bondowoso dan Panarukan. Namun, saudaranya iri," katanya. 

Sumber Kaputren, salah satu mata air di kawasan Rowo Batu yang kerap dijadikan tempat ritual. (Foto: iNews.id/Eris Utomo).
Sumber Kaputren, salah satu mata air di kawasan Rowo Batu yang kerap dijadikan tempat ritual. (Foto: iNews.id/Eris Utomo).

Namun, karena khawatir terjadi pertumpahan darah dan mengganggu ketentraman, Prabu Tawang Alun akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada adiknya, Wilo Broto. "Sejak saat itu, Prabu Tawang Alun meninggalkan kerajaan dan bertapa di sini," tuturnya. 

Kisah itulah kata Saji yang diyakini warga sekitar. Karenanya, sebagian besar menjadikan kawasan ini sebagai tempat syakral. Sebab, selain ada tempat pertapaan juga terdapat pura, telaga atau rowo dan sumber mata air yang melimpah. 

"Setiap hari-hari tertentu banyak pengunjung datang ke sini. Bukan hanya dari banyuwangi saja, tetapi dari luar kota. Mereka sengaja datang ke sini untuk tinggal beberapa hari dengan tujuan tertentu. 

Karena itu, saat kisah mistis Desa Penari viral, pihaknya sempat bingung. Sebab, banyak warga dari berbagao daerah datang menanyakan keberadaan Desa Penari. "Semua itu hoaks. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi," katanya. 

Salah seorang pengunjung, Sumitro Aji, salah satunya. Pengunjung asal Jawa Tengah ini mengaku sengaja datang untuk melaksanakan ritual, sekaligus melestarikan budaya. Sebab dia mengaku mendapat petunjuk untuk datang ke Rowo Bayu dan melaksanakan ritual. 

"Untuk nguri-nguri budaya mas," ujarnya. 

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut