Kisah Ki Boncolono Kediri, Maling Sakti yang Ditakuti Kompeni Belanda
Penyerahan ditandai dengan prasasti di gapura makam Boncolono yang ditandatangani oleh kepala keluarga besar keturunan Boncolono, Japto Soerjosoemarno. Japto merupakan pimpinan tertinggi ormas Pemuda Pancasila (PP). “Pak Japto adalah keturunan Boncolono angkatan ketujuh”. Lalu di mana kompeni Belanda menguburkan kepala Ki Boncolono?.
Di sebuah tempat yang kemudian dikenal bernama punden (makam) Ringin Sirah, Kota Kediri, Kompeni Belanda konon menguburkan kepala Ki Boncolono. Nama Ringin Sirah merujuk pada pohon beringin tua yang tumbuh di sana. Lokasi tersebut berada di timur Sungai Brantas, posisinya di perempatan jalan antara Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Joyo Boyo Kota Kediri.
Peneliti asing George Quinn mendapatkan asumsi dari sejumlah warga Kediri yang berada di punden Ringin Sirah. Bahwa pemisahan tubuh dan kepala Ki Boncolono di sisi Sungai Brantas yang berseberangan merupakan simbol pemisahan pemimpin dengan rakyatnya.
Pemisahan antara kawula dan gustinya. "Dengan cara begitu mereka melumpuhkan rakyat Indonesia. Diceraikannya pemimpin dari rakyat dengan tujuan untuk menjajah kami dan merampok kami," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin