Kisah Ki Boncolono Kediri, Maling Sakti yang Ditakuti Kompeni Belanda
Sayembara menarik perhatian sejumlah pendekar pribumi. Mereka mengetahui rahasia kelemahan ilmu Ki Boncolono dan siap menukar dengan imbalan uang besar. Kompeni bergerak melakukan penggerebekan. Ki Boncolono yang dalam keadaan terkepung, akhirnya berhasil diringkus. Atas bocoran rahasia dari pribumi peserta sayembara, kompeni Belanda memotong tubuh Ki Boncolono menjadi dua bagian.
Kesaktian rawa rontek tidak akan berfungsi selama tubuh yang terpotong tersebut, dipisahkan oleh sungai. Dalam catatannya, George Quinn, penulis “Wali Berandal Tanah Jawa” mendatangi bukit Maskumambang. Sebuah kawasan perbukitan bukit yang cukup tinggi, yang berada di wilayah Kecamatan Mojoroto, ujung barat Kota Kediri. Kawasan ini berlokasi di sebelah barat Sungai Brantas.
Di puncak bukit yang berketinggian sekitar 350 meter itu, kompeni Belanda konon memakamkan jasad Boncolono. Jasad tanpa kepala. “Makam Ki Boncolono terbujur dari utara ke selatan, bersebelahan dengan makam Tumenggung Poncolono yang diduga adik Boncolono dan Tumenggung Mojoroto, penghuni awal (cikal bakal) kawasan Kediri,” tulis George Quinn.
Pada tahun 2004 situs makam Ki Boncolono di Maskumambang sempat dipugar. Renovasi bangunan diikuti dengan pembetonan sebanyak 555 anak tangga menuju puncak bukit Maskumambang. Dalam buku “Wali Berandal Tanah Jawa”, pemugaran dilakukan setelah keturunan keluarga besar Boncolono menyerahkan situs Boncolono kepada Pemkot Kediri.
Editor: Ihya Ulumuddin