Asal Usul Banyuwangi dan Kisah Kesetiaan Seorang Istri pada Suaminya
Tujuan Rupaksa datang yakni mengajak adiknya untuk membalas dendam. Namun, dia menolak ajakan kakak kandungnya sebab Surati merasa telah berhutang budi. Hal itu membuat sang kakak marah dengan jawaban adiknya.
Rupaksa memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala dan menyuruhnya untuk disimpan di bawah tempat tidur. Suatu hari Raden Banterang berburu di tengah hutan, saat sedang mengejar seekor hewan buruannya, dia diadang oleh seorang laki-laki yang berpakaian berantakan.
Kemudian laki-laki itu berkata kepada Raden Banterang bahwa ia sedang dalam bahaya sebab istrinya merencanakan membunuh Raden Banterang. Tentu awalnya Raden Banterang tidak mempercayainya.
Namun, sebelum laki-laki itu pergi dari hadapan Raden Banterang, dia mengatakan untuk melihat di bawah tempat tidur istrinya. Mendengar itu, Raden Banterang bergegas kembali ke Istana dan langsung menuju ke tempat tidur istrinya. Benar saja Raden Banterang menemukan ikat kepala yang diberitahu oleh laki-laki itu.
Lalu, Raden Banterang langsung menuduh Surati bahwa dia akan merencanakan membunuh dirinya dengan menggunakan ikat kepala tersebut. Surati tidak terima dituduh untuk membunuh suaminya sendiri.
Tetapi, pembelaan itu sia-sia dan Raden Banterang tetap pada pendiriannya bahwa istrinya yang dulu pernah ditolong akan membahayakan hidupnya. Karena Raden Banterang merasa terancam, dia berniat lebih dahulu untuk mencelakakan istrinya dengan cara menenggelamkannya di sebuah sungai.
Saat tiba di sungai Raden Banterang menceritakan kejadian bertemu laki-laki saat di hutan, begitu pun sang istri yang menceritakan pertemuannya dengan seorang laki-laki yang memakai baju berantakan. Meskipun sudah menjelaskan, Raden Banterang percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya.
Editor: Ihya Ulumuddin