9 Fakta Kecelakaan Fortuner Masuk Jurang Tewaskan 4 Orang di Gunung Bromo, Nomor 5 Ngeri

Kecelakaan maut di jurang Dusun Jarak Ijo, ini berlangsung begitu cepat. Saat itu ada rombongan dua mobil dari arah Lumajang menuju Malang. Keduanya berjalan beriringan, hingga akhirnya tiba jelang Simpang Tiga Jarak Ijo, tiba-tiba mobil kedua yang dikendarai Imriti Yasin Alirahbini kehilangan jejak.
Petugas penjaga pintu masuk TNBTS Karwanto menjelaskan, ia menerima laporan dari warga adanya kecelakaan mobil di Dusun Jarak Ijo. Saat itu memang ada dua mobil rombongan sehabis acara ada undangan di daerah Senduro, Lumajang, pada Senin malam (13/5/2024) sekitar pukul 18.00 WIB.
"Kita di sini mendapatkan laporan dari warga, yang dari arah Ngadas mau pulang ke Jarak Ijo, habis kondangan, dia pulang mobil dua, yang satu terjun ke jurang," ucap Karwanto, ditemui di Pos Masuk TNBTS, Coban Trisula, pada Selasa dini hari (14/5/2024).
Dari keterangan warga Jarak Ijo, yang ada di rombongan mobil pertama, bahwa awalnya dua mobil itu melaju beriringan. Tetapi setibanya di kawasan Jarak Ijo, mobil yang dikemudikan Imriti Yasin Alirahbini (51) itu tak juga tampak.
Saat dicek dari laporan warga bahwa benar memang ada jejak kecelakaan di lokasi kejadian. Mobil masuk ke jurang di gelapnya malam. Mobil diduga kuat keluar Jalan Raya Ngadas - Gubugklakah, hingga jatuh ke jurang di bawahnya.
Mobil bahkan terus melaju menuruni bukit dan jatuh di jalan dusun mengarah ke Jarak Ijo. Tapi mobil terus terperosok hingga di jurang sedalam 80 - 100 meter.
Mualimin, warga Jarak Ijo lain menyebut, mobil itu awalnya berjalan di belakangnya setelah Maghrib sekitar pukul 18.00 WIB. Tapi ketika dia sudah melintas cukup lama dan berbelok ke arah jalan Dusun Jarak Ijo, mobil sudah tidak ada di jalan utama.
"Di sana lihat seperti percikan kabel konslet. Saya terus di sini kok ada suara kemerusuk. Terus saya di sini lihat orang tua sudah terkapar. Terus saya habis itu menghubungi ke resort Trisula," kata Mualimin.
Dia berasumsi melihat lokasi kejadian pertama mobil itu terbang dari jalan di atas hingga jatuh ke jalanan di bawah yang merupakan jalanan penghubung antar dusun, hingga terus jatuh ke jurang sedalam 80 hingga 100 meter.
Area jatuhnya mobil itu berada di jurang sedalam 80 hingga 100 meter dari kawasan Gunung Bromo. Medannya yang sulit dan penerangan kurang membuat proses evakuasi para korban luka sempat terkendala.
Dari empat korban meninggal dunia, mayoritas memang terlempar keluar mobil. Sedangkan lima korban luka, termasuk tiga anak-anak berada di dalam mobil.
Heri Tatak selaku relawan penyelamat menuturkan, proses evakuasi korban luka harus menggunakan tali dan ditarik pelan-pelan. Sebab mobil berada di jurang yang cukup dalam, ditambah penerangan minim.
"Kami tarik evakuasi pakai tali, karena mobil pada kedalaman jurang sekitar 100 meter. Kami tarik satu per satu, lima orang di dalamnya," kata Heri Tatak.
Proses evakuasi disebutnya berlangsung selama 2 jam lebih sejak pukul 18.00 WIB. Penyelamat dari unsur kebencanaan Poncokusumo dibantu warga sekitar bahu membahu mengevakuasi korban.
Proses evakuasi mobil yang dilangsungkan pada Selasa pagi (14/5/2024) pun cukup sulit. Petugas terpaksa mengerahkan kendaraan khusus yang dilengkapi tali seling. Tali itu kemudian diikatkan ke mobil yang berada di sungai di Jurang Lijang, Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Malang.
"Kita sama-sama dibantu oleh warga sekitar, sehingga untuk waktu evakuasi bisa cepat sekitar dua jam. Posisi kendaraan dari jalur permukiman warga ini kurang lebih kedalamannya mencapai 80 - 100 meter," ucap Kasatlantas Polres Malang AKP Adis Dani Garta.
Lima korban luka dari 9 orang penumpang di mobil Toyota Fortuner nahas itu dievakuasi ke rumah sakit yang lebih memadai. Rujukan itu dilakukan setelah korban mendapat perawatan pertama di RS Sumber Sentosa, Tumpang, pada Senin malam.
Proses evakuasi dilakukan pada Selasa dini hari (14/5/2024). Dimana total ada lima ambulan yang disiapkan untuk proses evakuasi ke RST Soepraoen, Kota Malang.
Editor: Donald Karouw