9 Fakta Kecelakaan Fortuner Masuk Jurang Tewaskan 4 Orang di Gunung Bromo, Nomor 5 Ngeri

MALANG, iNews.id - Kecelakaan maut terjadi di jurang kawasan Wisata Gunung Bromo, area Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (13/5/2024). Mobil Fortuner masuk jurang di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Peristiwa ini menyebabkan empat orang tewas dan lima luka-luka. Berikut ini sejumlah fakta yang dirangkum iNews di balik peristiwa nahas yang menimpa rombongan warga asal Gondanglegi, Kabupaten Malang tersebut.
Korban kecelakaan berjumlah 9 orang dari mobil Toyota Fortuner berpelat nomor B 1683 TJG yang merupakan satu keluarga besar. Mereka baru saja menghadiri undangan pernikahan dari salah satu keluarga besar di daerah Lumajang.
Kerabat korban Nur Kholifin menjelaskan, bila mobil yang mengalami kecelakaan di Jurang Lajing, Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang merupakan warga Gondanglegi, Kabupaten Malang. Mereka hendak pulang usai mengantarkan rombongan pernikahan kembali pulang ke Gondanglegi, Kabupaten Malang.
"Itu rombongan manten habis dari Lumajang, mau pulang ke Malang lewat situ. Rumahnya kan Gondanglegi, mungkin maksudnya lebih dekat lewat situ," ucap Nur Kholifin, Selasa (14/5/2024).
Salah satu korban meninggal dalam peristiwa itu yakni Sulimah yang baru saja menikahkan anaknya sepekan lalu. Makanya, rombongan keluarga besar itu menuju Lumajang untuk mengadakan acara ngunduh mantu di rumah mempelai pria.
Rombongan pernikahan asal Gondanglegi, Kabupaten Malang itu memilih jalur pintas ke Lumajang melalui kawasan Wisata Gunung Bromo. Jalur yang dilalui yakni melalui Senduro, Ranupani, kemudian masuk ke area Jemplang hingga masuk ke Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Malang.
Jalur itu memang rawan karena saat malam hari pencahayaannya cukup kurang. Apalagi hal ini diperkuat dengan jalur dari arah Jemplang menuju Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo didominasi jalanan menurun.
Camat Poncokusumo Didik Agus Mulyono mengakui jalur yang dilalui korban minim penerangan di malam hari. Lokasinya berada di kawasan TNBTS yang didominasi hutan. Apalagi jalur itu sebenarnya bukanlah jalur utama dari Malang ke Lumajang.
"Medannya minim penerangan kalau malam hari. Jalanan juga menurun di curam," kata Didik Agus.
Minimnya penerangan sempat membuat proses evakuasi korban dan mobil kesulitan. Proses evakuasi korban dilakukan pada Senin malam dibantu pencahayaan dari mobil dan lampu tambahan. Sementara mobil Toyota Fortuner tidak langsung dievakuasi karena minimnya pencahayaan.
Dari 9 orang penumpang mobil nahas itu, empat korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian. Keempatnya yakni Imriti Yasin Alirahbini (51) pengemudi mobil yang memiliki KTP di Gunungsari Indah, B16 RT 01 RW 06, Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya dan berdomisili di Gondanglegi, Malang.
Kemudian Moch Mushili Irvani (33), Tutik Kuntiarini (38) dan Sulimah (57), ketiganya merupakan warga Gondanglegi, Kabupaten Malang. Empat orang korban itu mayoritas mengalami luka di kepala.
"Korban meninggal dunia di TKP (Tempat Kejadian Perkara)," kata Kasatlantas Polres Malang AKP Adis Dani Garta.
Selain itu, lima korban mengalami luka-luka, dimana tiga di antaranya merupakan anak-anak. Kelimanya masing-masing Siti Aminah (30), warga Gondanglegi Wetan, Kabupaten Malang, yang mengalami luka di wajah, punggung serta lecet-lecet.
Sementara empat korban lainnya yakni tiga orang merupakan warga Kedurus, Surabaya yakni Fatin (33), yang mengalami luka patah tulang, Nafla Syakira, berjenis kelamin laki-laki berusia 8 tahun yang mengalami patah tulang kaki kiri.
Kemudian Naila Salsabila anak berusia 6 tahun yang mengalami patah tulang kanan, serta Hafis Muhammad (7) dari Gondanglegi Wetan mengalami patah tulang kaki kanan. Semua korban sementara dievakuasi ke RS Sumber Sentosa, Tumpang.
Kecelakaan maut di jurang Dusun Jarak Ijo, ini berlangsung begitu cepat. Saat itu ada rombongan dua mobil dari arah Lumajang menuju Malang. Keduanya berjalan beriringan, hingga akhirnya tiba jelang Simpang Tiga Jarak Ijo, tiba-tiba mobil kedua yang dikendarai Imriti Yasin Alirahbini kehilangan jejak.
Petugas penjaga pintu masuk TNBTS Karwanto menjelaskan, ia menerima laporan dari warga adanya kecelakaan mobil di Dusun Jarak Ijo. Saat itu memang ada dua mobil rombongan sehabis acara ada undangan di daerah Senduro, Lumajang, pada Senin malam (13/5/2024) sekitar pukul 18.00 WIB.
"Kita di sini mendapatkan laporan dari warga, yang dari arah Ngadas mau pulang ke Jarak Ijo, habis kondangan, dia pulang mobil dua, yang satu terjun ke jurang," ucap Karwanto, ditemui di Pos Masuk TNBTS, Coban Trisula, pada Selasa dini hari (14/5/2024).
Dari keterangan warga Jarak Ijo, yang ada di rombongan mobil pertama, bahwa awalnya dua mobil itu melaju beriringan. Tetapi setibanya di kawasan Jarak Ijo, mobil yang dikemudikan Imriti Yasin Alirahbini (51) itu tak juga tampak.
Saat dicek dari laporan warga bahwa benar memang ada jejak kecelakaan di lokasi kejadian. Mobil masuk ke jurang di gelapnya malam. Mobil diduga kuat keluar Jalan Raya Ngadas - Gubugklakah, hingga jatuh ke jurang di bawahnya.
Mobil bahkan terus melaju menuruni bukit dan jatuh di jalan dusun mengarah ke Jarak Ijo. Tapi mobil terus terperosok hingga di jurang sedalam 80 - 100 meter.
Mualimin, warga Jarak Ijo lain menyebut, mobil itu awalnya berjalan di belakangnya setelah Maghrib sekitar pukul 18.00 WIB. Tapi ketika dia sudah melintas cukup lama dan berbelok ke arah jalan Dusun Jarak Ijo, mobil sudah tidak ada di jalan utama.
"Di sana lihat seperti percikan kabel konslet. Saya terus di sini kok ada suara kemerusuk. Terus saya di sini lihat orang tua sudah terkapar. Terus saya habis itu menghubungi ke resort Trisula," kata Mualimin.
Dia berasumsi melihat lokasi kejadian pertama mobil itu terbang dari jalan di atas hingga jatuh ke jalanan di bawah yang merupakan jalanan penghubung antar dusun, hingga terus jatuh ke jurang sedalam 80 hingga 100 meter.
Area jatuhnya mobil itu berada di jurang sedalam 80 hingga 100 meter dari kawasan Gunung Bromo. Medannya yang sulit dan penerangan kurang membuat proses evakuasi para korban luka sempat terkendala.
Dari empat korban meninggal dunia, mayoritas memang terlempar keluar mobil. Sedangkan lima korban luka, termasuk tiga anak-anak berada di dalam mobil.
Heri Tatak selaku relawan penyelamat menuturkan, proses evakuasi korban luka harus menggunakan tali dan ditarik pelan-pelan. Sebab mobil berada di jurang yang cukup dalam, ditambah penerangan minim.
"Kami tarik evakuasi pakai tali, karena mobil pada kedalaman jurang sekitar 100 meter. Kami tarik satu per satu, lima orang di dalamnya," kata Heri Tatak.
Proses evakuasi disebutnya berlangsung selama 2 jam lebih sejak pukul 18.00 WIB. Penyelamat dari unsur kebencanaan Poncokusumo dibantu warga sekitar bahu membahu mengevakuasi korban.
Proses evakuasi mobil yang dilangsungkan pada Selasa pagi (14/5/2024) pun cukup sulit. Petugas terpaksa mengerahkan kendaraan khusus yang dilengkapi tali seling. Tali itu kemudian diikatkan ke mobil yang berada di sungai di Jurang Lijang, Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Malang.
"Kita sama-sama dibantu oleh warga sekitar, sehingga untuk waktu evakuasi bisa cepat sekitar dua jam. Posisi kendaraan dari jalur permukiman warga ini kurang lebih kedalamannya mencapai 80 - 100 meter," ucap Kasatlantas Polres Malang AKP Adis Dani Garta.
Lima korban luka dari 9 orang penumpang di mobil Toyota Fortuner nahas itu dievakuasi ke rumah sakit yang lebih memadai. Rujukan itu dilakukan setelah korban mendapat perawatan pertama di RS Sumber Sentosa, Tumpang, pada Senin malam.
Proses evakuasi dilakukan pada Selasa dini hari (14/5/2024). Dimana total ada lima ambulan yang disiapkan untuk proses evakuasi ke RST Soepraoen, Kota Malang.
Korban tewas ibu dan anak dari kecelakaan di Gunung Bromo, yakni Sulimah (57) dan Muhammad Muslihi Irvani (33), putranya warga Jalan Hayam Wuruk RT 1 RW 1 Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, dimakamkan pada Selasa pagi (14/5/2024) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Kedua korban itu dimakamkan secara berdampingan. Prosesi pemakaman dihadiri ratusan pelayat dari keluarga, tetangga, kerabat dan teman-teman semasa hidup kedua korban.
Polisi melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan diperoleh hasil bahwa mobil Fortuner yang melaju dari timur ke barat itu sempat membentur bukit dahulu dari bagian kiri mobil.
"Selanjutnya mobil terus melaju kencang hingga oleng ke kanan. Kemudian menabrak pembatas jalan buatan," ujar Kasatlantas Polres Malang AKP Adis Dani Garta.
Mobil juga masih melaju kencang ketika jalanan menurun, hingga diduga mengalami selip yang membuat menabrak bukit. Bahkan polisi juga tidak menemukan jejak pengereman di lokasi kejadian.
"Kita tarik kesimpulan dari hasil olah TKP ini, jejak pengiriman dari arah timur ke arah barat yang mana kondisi jalan menurun tajam. Itu tidak terdapat jejak pengereman. Namun pada saat mendekati titik tabrak, terdapat jejak ban selip," katanya.
Kencangnya laju kendaraan itu membuat pengemudi tak lagi mampu mengendalikan kendaraannya, saat kendaraan melintasi jalanan menurun. Meski demikian, pihaknya akan mengecek kembali terkait kondisi teknis kendaraan, dari rem usai proses evakuasi kendaraan.
Kondisi mobil Toyota Fortuner berpelat nomor B 1683 TJG yang jatuh ke jurang dalam kondisi ringsek tak berbentuk. Tampak beberapa bagian mobil hancur dan kap depan rusak total.
Bangkai mobil yang mengalami kecelakaan ini kemudian dievakuasi petugas dan diamankan sebagai barang bukti.
Editor: Donald Karouw