Setiap pekan, Zuraida harus menyiapkan pesanan tetap kepada 55 konsumen. Jumlah tersebut belum termasuk 44 pelanggan harian yang rutin datang membeli minumannya.
"Satu botol ukuran 250 mililiter harganya Rp8.000. Alhamdulillah. Lumayan untuk menambah uang belanja dan jajan anak-anak," kata perempuan yang juga karyawan apotek itu. Bagaiana tidak, rerata hasil penjualan minuman berbahan pok coy itu mencapai Rp352.000 per hari.
Berkah Pandemi Covid-19
Zuraidah menceritakan, bisnis minuman pok coy dirintis sejak 2021 lalu. Semua itu bermula dari pendemi Covid-19 yang melanda negeri ini.
Ya, virus corona itu memaksa pemerintah mememberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPPKM). Saat itu, sekolah diliburkan diganti belajar dari ruma, termasuk juga tempat-tempat bekerja.
Berhari-hari berada di rumah, sempat membuat Zuraida bingung, hingga dia berpikir untuk mengisi kesibukan dengan membuat sesuatu yang bermanfaat. "Bingung mau ngapain. Akhirnya bikin hidroponik," ucapnya saat ditemui di kebun hidroponiknya di samping rumah.
Dibantu sang suami Fungki Budipramono (36), Zuraida memanfaatkan lahan berukuran 15x2 meter di samping rumahnya untuk bercocok tanam dengan sistem hidroponik. Saat itu dia memilih menanam pok coy dan berhasil tumbuh.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait