MALANG, iNews.id - Rumah keluarga pendiri Arema Lucky Acub Zaenal akhirnya dieksekusi paksa oleh Pengadilan Negeri (PN) Malang. Eksekusi dilakukan usai lebih dari dua pekan pihak termohon eksekusi yakni Hendrawati Endah Noveni, istri almarhum Lucky Acub Zaenal tak menjalankan kesepakatan.
Proses eksekusi berlangsung sejak Selasa pagi (27/11/2023) pada tanah dan rumah dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 2454 seluas 424 meter persegi. Proses eksekusi diawali dengan pembacaan putusan dari Panitera PN Malang.
Proses eksekusi berlangsung kondusif tanpa ada perlawanan dari pemilik rumah pendiri Arema, seperti sebelumnya. Proses pengosongan rumah ini berlangsung kurang lebih dua jam lebih hingga pukul 12.00 WIB lebih.
Satu per satu barang-barang milik Hendrawati Endah Noveni atau yang akrab disapa Novi itu dikeluarkan oleh tenaga angkut yang telah disiapkan oleh pemohon eksekusi atas nama Johannes Budijanto Widjaja.
Proses eksekusi mendapat penjagaan ketat dari pihak keamanan kepolisian dibantu oleh TNI. Tampak puluhan personel gabungan baik yang berseragam maupun berpakaian preman mengamankan jalannya eksekusi.
Barang-barang milik keluarga pendiri Arema tersebut kemudian diletakkan di luar area rumah dan ditutup terpal. Alasannya karena istri almarhum Lucky Acub Zaenal berencana akan membeli rumah itu, makanya ia masih mencoba meletakkan barang-barang pribadinya, termasuk peninggalan almarhum Lucky Acub Zaenal di depan rumah.
Rudi Hartono Panitera PN Malang mengungkapkan proses eksekusi ini merupakan kelanjutan dari eksekusi pengosongan sebelumnya pada Kamis 26 Oktober 2023 yang tertunda. Saat itu proses eksekusi berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri Malang Nomor: 29/Pdt. Eks/2022/PN Mg tertanggal 10 Oktober 2022, ditunda karena adanya kesepakatan antara pihak pemohon eksekusi dan termohon eksekusi.
"Eksekusi tanggal 26 Oktober tertunda karena sudah ada kesepakatan antara pemohon dan termohon dan kesepakatan tersebut disetujui oleh pemohon agar pengadilan menunda," ucap Rudi Hartono, usai proses eksekusi kepada wartawan.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait