Kabid Pendidikan Diniyah dan Ponpes Kanwil Kemenag Jatim Mohammad As'adul Anam (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan terkait Ponpes PPTQ Al Hanifiyyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, yang tidak berizin, Selasa (27/2/2024). (Foto: iNews/A

Namun, Kanwil Kemenag Jatim tidak akan berpangku tangan terhadap kasus penganiayaan santri yang terjadi di Ponpes Al Hanifiyyah Kediri. Pihaknya melakukan upaya pencegahan dan pengawasan supaya kejadian serupa tak terulang di pondok yang diasuh oleh Fatihunada alias Gus Fatih tersebut.

"Tetap kami pantau. Kalau penutupan, mohon maaf. Pesantren ini rata-rata tidak ada yang didirikan pemerintah, seluruhnya didirikan kiai dan merupakan cita-cita kiai, maka kalau pesantren dicabut izinnya itu kegiatannya mesti tetap ada karena sifatnya informal atau nonformal," katanya.

Mohammad As’adul Anam mengatakan, soal Kemenag yang tidak bisa menutup pesantren juga sesuai dengan hasil keputusan Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur.

"Hasil dari keputusan Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur, kita tidak bisa menutup pesantren," katanya.

Sebelumnya diberitakan, seorang santri asal Banyuwangi tewas di Ponpes Al Hanifiyyah di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Santri tersebut mengembuskan napas terakhirnya setelah dianiaya temannya sesama santri. Polisi telah menetapkan empat santri sebagai tersangka, yakni AF (16), asal Denpasar; MA (18) asal Nganjuk; MN (18) asal Sidoarjo dan AK (17), santri asal Surabaya.


Editor : Maria Christina

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network