“Dulu bunker ini tempat pengungsian, perlindungan Angkatan Darat. Tebal temboknya kurang lebih satu meter, pintunya dari besi,” kata Endang, penghuni bunker, Minggu (15/8/2021).
“Tinggal di bunker kalau siang dingin, kalau malam juga dingin. Yang tinggal di sini ya tinggal lima KK, semuanya anak pejuang,” katanya.
Berbeda dengan Toto Raharjo, anak pejuang kemerdekaan yang hingga saat ini masih belum mempunyai rumah karena masalah keluarga. Toto berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan nasib anak-anak para pejuang kemerdekaan.
“Bunker ini mungkin baraknya Belanda, karena ada bunkernya mungkin dibuat menyimpan senjata atau amunisi. Makanya ada bunker yang tertutup oleh genteng,” kata Toto Raharjo.
“Saya tinggal di sini sejak lahir tahun 1959, saya masih bisa menyaksikan trem listri lewat di depan. Sampai saat ini saya belum punya rumah. Ya saya pasrah saja,” katanya.
Perlu diketahui, bunker peninggalan zaman Belanda ini, lokasinya tidak jauh dari tempat meninggalnya Jenderal Mallaby komandan perang tentara Inggris yang tewas dalam pertempuran di Kota Pahlawan Surabaya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait