Keluarga pejuang kemerdekaan di Kota Surabaya, Jawa Timur menempati bunker peninggalan Belanda selama puluhan tahun. Bunker tersebut pada saat penjajahan dipakai sebagai tempat persembunyian dan pusat radio komunikasi oleh tentara kolonial Belanda.

SURABAYA, iNews.id - Keluarga pejuang kemerdekaan di Kota Surabaya, Jawa Timur ini menempati bunker peninggalan Belanda  selama puluhan tahun. Bunker tersebut pada saat penjajahan dipakai sebagai tempat persembunyian dan pusat radio komunikasi oleh tentara kolonial Belanda.

Uniknya bunker dengan ketebalan tembok hampir 60 cm dengan pintu besi baja tersebut dikamuflase mirip rumah yang beratap genteng. Sehingga kalau dilihat dari atas pesawat tempur, bunker tersebut layaknya rumah warga biasa.

Bunker peninggalan zaman penjajahan Belanda hingga kini masih berdiri kokoh di jalan Rajawali Surabaya. Bunker ini difungsikan sebagai kantor cacat veteran Kota Surabaya.

Namun ironisnya  bunker yang tergolong bangunan bersejarah tersebut kini kondisinya kurang terawat, kotor dan kumuh .

Saat ini, ada lima kepala keluarga anak cucu para pejuang  yang masih  betah menempati di kompleks bunker in.  Mereka mengaku tinggal di bunker sejak tahun 1950-an setelah Belanda diusir dari Indonesia.

Anak-anak para pejuang ini sebenarnya sudah mendapat rumah bantuan dari pemerintah, namun letaknya jauh di pinggiran Kota Surabaya. Mereka mengaku senang menempati bunker karena dekat aktivitas pekerjaan mereka di Kota Surabaya.

“Dulu bunker ini tempat pengungsian, perlindungan Angkatan Darat. Tebal temboknya kurang lebih satu meter, pintunya dari besi,” kata Endang, penghuni bunker, Minggu (15/8/2021).

“Tinggal di bunker kalau siang dingin, kalau malam juga dingin. Yang tinggal di sini ya tinggal lima KK, semuanya anak pejuang,” katanya.

Berbeda dengan Toto Raharjo, anak pejuang kemerdekaan yang hingga saat ini masih belum mempunyai rumah karena masalah keluarga. Toto berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan nasib anak-anak para pejuang kemerdekaan.

“Bunker ini mungkin baraknya Belanda, karena ada bunkernya mungkin dibuat menyimpan senjata atau amunisi. Makanya ada bunker yang tertutup oleh genteng,” kata Toto Raharjo.

“Saya tinggal di sini sejak lahir tahun 1959, saya masih bisa menyaksikan trem listri lewat di depan. Sampai saat ini saya belum punya rumah. Ya saya pasrah saja,” katanya. 

Perlu diketahui, bunker peninggalan zaman Belanda ini, lokasinya tidak jauh dari tempat meninggalnya Jenderal Mallaby komandan perang tentara Inggris yang tewas dalam pertempuran di Kota Pahlawan Surabaya.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network