“Loker barat untuk pengunjung laki-laki dan sebelah timur untuk perempuan. Silakan alas kakinya disimpan di sana, kunci loker bisa dibawa sendiri,” ujarnya.
Masjid Arrahman berdiri di atas lahan kurang lebih seluas 5.000 meter persegi. Awal pembangunan masjid dengan dua menara itu ditandai peletakan batu pertama pada 24 Desember 2018. Pada 25 Desember 2019, proyek besar itu selesai.
Di pelataran Masjid Arrahman, pandangan pengunjung juga terpaku pada pilar penyangga yang berarsitektur serupa payung, seperti yang ada di Masjid Nabawi. Jumlah payung itu ada 10.
Selain menjulang tinggi, payung-payung itu juga gagah. Pada bagian atas terpahat ornamen kuning emas bercampur merah tembaga. Untaian lampu-lampu yang menyala setiap hari mulai gelap, membuatnya semakin indah.
Dari pelataran masjid, Trisno mengajak pengunjung memasuki koridor atau lorong panjang. Terlihat ruangan-ruangan dan teras dengan deretan kursi serta loker yang bersandar pada dinding sebelah utara.
Tergantung plakat logam bertuliskan Koridor Hasan dan Husin. Hasan dan Husin merupakan nama cucu Nabi Muhammad SAW atau putra kembar Ali Bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-zahra.
“Di sini, pengunjung masjid bisa duduk santai sambil menikmati kopi atau teh. Setiap hari Insyaallah tersedia,” tuturnya.
Sejak berdiri, Masjid Arrahman tidak pernah lepas dari aktivitas sosial kemasyarakatan. Setiap Jumat selalu tersedia makanan dan minuman gratis yang jumlahnya mencapai ribuan porsi.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait