Pemuda asal Sidoarjo itu memang hapal betul bus apa saja yang beroperasi di terminal Bungurasih. Sebab, sudah lebih dari tujuh tahun dia menggunakan jasa transportasi massal itu, yakni sejak kuliah hingga saat ini bekerja.
"Enak mas, nggak capek. Tinggal duduk, tahu-tahu sudah sampai di tujuan. Murah lagi. Rumah saya jauh, Sidoarjo. Capek kalau motoran," katanya.
Karena itu, begitu ada bus baru, Dipra langsung mengetahuinya. Melihat stiker bersar bertuliskan electric bus, pemuda berambut gondrong itu semakin penasaran untuk mencobanya.
Dipra merupakan satu di antara ratusan penumpang yang penasaran dengan bus listrik itu. Karena itu begitu berparoperasi, bus langsung diserbu. Mereka ingin merasakan bus tanpa asap itu untuk pertama kalinya. Apalagi, tarif bus itu juga sangat murah, hanya Rp6.500.
Maklum, bus listrik rute Bungurasih-Kenpark Kenjeran itu memang belum genap dua minggu beroperasi di Surabaya. Bus buatan PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA) Madiun itu sebelumnya digunakan untuk akomodasi peserta G20 di Bali, sebagai bagian dari kampanye energi ramah lingkungan.
Begitu konferensi selesai, bus didistribusikan ke sejumlah kota, salah satunya Kota Surabaya. Bus berkapasitas 20 penumpang itu diluncurkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Kemenhub pada 20 Desember lalu dengan nama Bus Listrik Trans Semanggi Suroboyo.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait