Bagi Santi, terpenting para mahasiswa bisa belajar dan bengkelnya bisa menyiapkan apa yang dibutuhkan kampus. Toh, mahasiswa yang magang juga tidak digaji. Mereka hanya diberi uang makan dan terkadang uang indekos.
Sebab, kebanyakan, mahasiswa yang magang bukan berasal dari Surabaya. Mereka kebanyakan dari luar kota, sehingga harus mengeluarkan uang banyak untuk kebutuhan makan dan sewa kamar kos.
Buah kebaikan itu, bengkel kendaraan listrik Braja sering menjadi tempat berkumpul mahasiswa di Surabaya. Dari yang serius belajar tentang kendaraan listrik atau mereka yang sekadar nongkrong, mengisi waktu luang sambil melihat-lihat proses konversi kendaraan listrik di bengkel Santi.
"Bengkel ini mestinya tutup jam 17.00 WIB. Tapi karena banyak mahasiswa yang main, akhirnya malam pun tetap ramai. Kadang mereka juga tidur di sini," tuturnya.
Santi pun senang-senang saja. Bagi dia, semakin banyak orang datang ke bengkelnya, maka semakin banyak pula orang yang tahu tentang kendaraan listrik, sehingga misi edukasi bisa berjalan.
Bikin Bus Listrik Bareng INKA
Hari masih pagi saat ribuan calon penumpang, hilir mudik di Terminal Purabaya Bungurasih. Di tengah keramian itu, bus warna merah dengan logo G20 menyita perhatian para penumpang.
Ukurannya yang mungil dengan tulisan elektric bus semakin membuat para penumpang penasaran. "Mobil baru ya?", tanya seorang penumpang bernama Dipra kepada sang kernet.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait