Kepala Desa Tembeling, Kecamatan Kasiman, Mulazim, mengatakan, perubahan warna air Sungai Bengawan Solo terjadi sejak tiga hari lalu. Saat itu tiba-tiba air menjadi cokelat dan cenderung hitam.
"Kejadian seperti ini hampir setiap tahun. Bahkan, dalam setahun bisa terjadi hingga dua kali," katanya.
Mulazim menambahkan, akibat pencemaran tersebut banyak ikan yang mati. Karenanya warga tidak berani mandi atau beraktivitas di sungai, meski air tidak berbau menyengat. "Warga tidak berani mandi karena takut menganggu kesehatan," katanya.
Warga berharap pemerintah atau instansi terkait segera pengecek penyebab perubahan warna air tersebut, sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait