Usung Diversity of Dhaha, Kota Kediri Gelar Peragaan Busana Dhoho Street Fashion 7th
Untuk koleksi feminin dan elegan ditampilkan dalam tema Ibu Pertiwi by Priyo Oktaviano. Koleksi ini merupakan first line Priyo yang diperuntukkan untuk perempuan yang ingin tampil elegan khas perempuan timur.
Hal ini terinspirasi oleh penampilan anggun almarhumah ibunya. Terdapat warna-warna dari 12 outfits berupa warna-warna kalem mulai dari hijau olive, kuning, orange peach yang didukung aksesories dari Rinaldy A Yunardi.
Lalu, ada juga desainer Wignyo Rahadi. Dia mengaku mulai tertarik dengan kerajinan tenun sejak 1995, berkreasi dengan kain tenun ATBM membuat busana siap pakai, sehingga dikenal sebagai pelopor kemeja tenun SBY sejak 2006. Dalam DSF 7th ini, Wignyo menampilkan delapan looks bertema Antusias.
"Ini terinspirasi dari saya lihat di Dhoho Street Fashion ini sangat antusias. Yakni antusias sekali mengembangkan wastra lokal yang dimiliki," tuturnya.
Sedangkan, desainer Era Soekamto menghadirkan 24 outfits dengan tema Kadhiri. Koleksi tersebut terinspirasi dari sejarah kerajaan Kadhiri.
Motif Trisula berbentuk segitiga seperti tumpal menggambarkan suluk atau tanjakan spiritual, mencapai kesadaran diri yang sejati atau "KaDhiri". Kemudian, masuklah ke dalam diri dalam kesadaran Tuhan yang menyemesta sepenuhnya.
"Tenun ikat Kediri ini saya persentasikan dengan gaya ethnic modern dengan sentuhan Jawa Bali dan Kerajaan Majapahit," kata Era.
Kegiatan peragaan busana ini didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri. Selain desainer nasional, sejumlah desainer lokal juga akan ikut serta dalam peragaan busana ini. (PKP)
Editor: Anindita Trinoviana