SURABAYA, iNews.id - Kerja keras Mukhlasin (55) sebagai pedagang tempe keliling berbuah manis. Bapak dua anak itu sukses mengantarkan putra sulungnya magang di perusahaan pembuatan kapal di Jepang sekaligus kuliah.
Suara tarhim dari corong masjid memecah hening Desa Palaan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Senandung selawat itu terdengar merdu, menyusup lubang jendela rumah Mukhlasin di pinggiran desa.
Cerita Osid Rosid, Merantau dari Ciamis hingga Sukses jadi Pengusaha Tahu di Jakarta
Pukul 03.00 WIB, Mukhlasin sudah terbangun. Dia berkemas, menyiapkan tempe dan tahu serta olahan kering tempe buatan istri. Barang dagangan dikemas rapi dan siap untuk dijajakan di Kota Surabaya.
Mukhlasin harus bergegas. Sebab jarak dari rumah ke Terminal Arjosari Malang, lumayan jauh. Butuh waktu satu jam perjalanan dengan sepeda motor.
Ingin Membangun Bisnis UMKM yang Sukses, Perhatikan Langkah Ini
Karena itu Mukhlasin selalu memilih salat subuh di masjid terminal. Tidak berjemaah bersama istri di rumah. Dia harus mengejar bus pertama menuju Kota Pahlawan agar tidak kesiangan.
"Kalau kesiangan, rezekine iso ilang," katanya saat ditemui iNews.id di Surabaya, Kamis (14/3/2024).
Sudah 20 tahun Mukhlasin menjalani profesi ini. Selama itu pula dia bolak balik Malang-Surabaya setiap hari. Berangkat sebelum subuh, lalu tiba kembali di rumah saat azan asar berkumandang.
Lelah sudah pasti dia rasakan karena saban hari harus menempuh rute panjang Surabaya-Malang. Belum lagi berbagai risiko di sepanjang jalan selama berdagang.
Tetapi, itulah jalan rezeki Mukhlasin. Jalan yang mungkin tak semulus orang lain. "Isone mung ngene. Yo opo maneh (Bisanya cuma begini. Mau bagaimana lagi)," katanya.
Karenanya, sesulit apa pun, Mukhlasin selalu bersyukur. Terpenting bagi dia kebutuhan keluarga terpenuhi dan kedua anaknya tetap bisa bersekolah.
Kini Mukhlasin mulai menikmati buah dari kerja kerasnya selama ini. Sebab, putra bungsunya sebentar lagi lulus dari bangku SMA. Sementara putra sulungnya sudah bekerja pada perusahaan kapal di Jepang sambil kuliah.
Karier yang kini dititi si sulung Aldi Pratama (22) menjadi berkah tersendiri bagi Mukhlasin. Sebab, selain bisa membantu ekonomi keluarga, Aldi juga bisa lulus sarjana tanpa merepotkan orang tua.
Setiap bulan rekening tabungan BRI Mukhlasin juga terus bertambah karena ada kiriman dari anaknya di Jepang. Lumayan besar, antara Rp10 hingga Rp12 juta per bulan.
Namun, Mukhlasin mengaku tidak pernah memakainya, kecuali jika ada keperluan penting. Dia ingin tabungan itu untuk masa depan anaknya kelak. "Nanti dia juga akan berumah tangga. Pasti akan butuh uang banyak," katanya.
KUR BRI Bukakan Jalan
Kisah perjalanan putra sulung Mukhlasin ke Jepang bermula pada 2020 lalu atau setahun setelah lulus SMK Negeri di Malang. Saat itu pihak sekolah menyampaikan surat bahwa ada tawaran magang kerja dari sebuah perusahaan kapal di Jepang.
Tawaran diberikan karena Aldi menjadi salah satu lulusan terbaik di sekolahnya. Selain itu, Aldi juga punya keahlian mengelas seperti yang dipelajari selama di sekolah.
Tawaran itu membuat Mukhlasin semringah. Sebab, perusahaan di Jepang itu akan mengontrak putranya selama tiga tahun serta diikutkan program pendidikan strata satu (sarjana). Aldi juga akan mendapatkan gaji setara Rp20 juta per bulan selama bekerja.
Editor: Kastolani Marzuki