Sosok Pejuang TKR Soemitro, Ganti Nama Tasrib demi Perang Gerilya hingga Jadi Jenderal
Eko menambahkan, kedekatannya Soemitro dengan Hamid Roesdi membuatnya sempat diberikan kepercayaan meneruskan perjuangannya. Saat itu Hamid Roesdi tengah berkunjung ke markas komando gerilyawan di Tawangsari sebelum Maret 1949.
“Hamid Roesdi ke sini. Ada kalimat wes rek aku wes kesel (sudah rek saya sudah capek), teruskan perjuanganku kalimat yang disampaikan ke Soemitro dan pasukan. Kemudian Pak Soemitro ini yang neruskan perjuangan Hamid Roesdi,” tuturnya.
Tak berselang lama, Hamid Roesdi disebut gugur usai tertembak di wilayah yang kini masuk Wonokoyo, Kota Malang. Perjuangan arek-arek Malang mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan pun diteruskan oleh Soemitro yang kala itu berpangkat mayor.
Sedangkan karier Soemitro di militer melonjak usai berhasil menuntaskan misinya. Terakhir kali ia pernah menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) serta Wakil Panglima ABRI di masa pemerintahan orde baru.
"Karier awalnya di sini (pemimpin markas komando gerilyawan), di sini pangkatnya masih kapten. Terakhir dia pangkatnya jenderal," tuturnya.
Editor: Ihya Ulumuddin