Sejarah Perang Bharatayudha, Pertempuran Saudara Pandawa dengan Kurawa

Sejarah perang Bharatayudha berlangsung di Padang Kurusetra yang dianggap sebagai tempat suci bagi penganut agama Hindu. perang ini berlangsung selama 18 hari dan dimulai saat fajar serta harus selesai sebelum matahari terbenam.
Pertempuran tersebut merupakan peperangan sampai mati, ksatria yang berhasil mempertahankan nyawanya sebagai pemenang. Aturan perang Bharatayudha yang disebut sebagai Dharmayuddha ditetapkan kedua belah pihak, yakni:
1. Pertempuran dimulai saat matahari terbit dan berhenti saat matahari terbenam.
2. Pertempuran harus dilakukan satu lawan satu, tidak boleh mengeroyok prajurit yang sendirian.
3. Dua ksatria diizinkan bertempur secara pribadi jika memiliki senjata atau kendaraan yang sama, misal kuda, gajah atau kereta.
4. Prajurit yang menyerahkan diri tidak boleh dibunuh.
5. Prajurit yang menyerahkan diri harus menjadi tawanan perang atau budak.
6. Tidak boleh melukai atau membunuh ksatria yang tidak bersenjata.
7. Tidak boleh membunuh atau melukai prajurit yang sedang tidak sadar.
8. Tidak boleh melukai atau membunuh orang yang tidak ikut dalam peperangan atau binatang.
9. Tidak boleh melukai dari belakang atau membunuh. Tidak diizinkan menyerang perempuan.
10. Ada peraturan khusus untuk setiap jenis senjata, misal dilarang memukul bagian pinggang ke bawah ketika sedang menggunakan gada.
11. Tidak berperang dengan curang.
Kemenangan dan kekalahan silih berganti dialami oleh Pandawa dan Kurawa selama hari – hari pertempuran Baratayudha tersebut sampai pada hari ke-10 ketika Pandawa menyusun strategi baru untuk mengalahkan Bisma.
Akhir dari peperangan ini pun dimenangkan oleh para Pandawa. Hampir semua prajurit dari kedua belah pihak tewas, dari pihak Pandawa hanya ada tujuh senopati yang bertahan hidup di antaranya kelima Pandawa, Yuyutsu dan Satyaki.
Sedangkan dari pihak Kurawa, hanya tersisa tiga senopati yang hidup, yaitu Aswatama, Krepa dan Kertawarma.
Yudhistira pada akhirnya dinobatkan sebagai Raja Hastinapura dan setelah beberapa lama menyerahkan tahta kepada Parikesit, cucu Arjuna.
Dia bersama para Pandawa dan Drupadi melakukan perjalanan spiritual dan mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir dari perjalanan mereka.
Drupadi dan keempat Pandawa lainnya meninggal dalam perjalanan tersebut hingga tersisa Yudhistira yang berhasil mencapai puncak, kemudian dianugerahkan masuk surga oleh Dewa Dharma.
Kisah ini menjadi legenda di kalangan masyarakat India dan pemeluk agama hindu.
Editor: Kurnia Illahi