TULUNGAGUNG, iNews.id – Program Sarapan Krempyeng memberi harapan baru bagi masyarakat Desa Mangunsari, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Lewat pasar kuliner itu, ekonomi warga kembali bangkit setelah terpuruk akibat pandemi.
Matahari belum terbit saat puluhan pedagang sibuk menyiapkan lapak di sepanjang jalan desa. Selepas subuh para ibu sudah mulai berdatangan. Mereka mulai menata meja, lalu meletakkan barang dagangan di atasnya.
Simak Cerita Desa Ibru Muaro Jambi, Pemenang Desa BRILiaN Paling Inovatif
Pedagang yang didominasi ibu-ibu ini memang harus bergegas. Sebab, tak lama lagi para pembeli akan berdatangan. Mereka biasanya akan mampir berbelanja sambil menunggu senam pagi yang juga digelar di sana.
Berbagai kuliner tersedia di Sarapan Krempyeng ini. Ada nasi pecel, ayam lodho, bubur, jajanan pasar serta aneka kuliner khas Tulungagung lainnya. Selain itu terdapat aneka makanan dan minuman olahan buatan warga sekitar.
Kerek Ekonomi Warga, Tanaman Hias Desa BRILian Ini Tembus Pasar Luar Negeri
Dirintis sejak pandemi 2021 lalu, Sarapan Krempyeng digelar setiap hari Minggu dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Cukup menggembirakan, sebab pengunjung Sarapan Krempyeng ini selalu ramai.
“Kulinernya macam-macam. Harganya juga murah. Cocok untuk sarapan,” kata salah seorang pembeli Suprihatin.
Desa BRILiaN 2024 Kembali Hadir, Cek Syarat dan Ketentuannya
Ibu tiga anak itu tinggal di Perum Puri Permata, sekitar 3 kilometer dari Desa Mangunsari. Hampir tiap Minggu dia selalu datang untuk berbelanja.
Kehadiran para pembeli inilah yang memberi harapan baru bagi para ibu warga Desa Mangunsari. Mereka yang semula terpuruk akibat pandemi bisa kembali bangkit karena menemukan jalan rezeki.
Tak hanya itu, Sarapan Krempyeng juga sukses menciptakan wirausahawan baru. Para ibu dan remaja perempuan yang sebelumnya menganggur kini punya penghasilan dengan berjualan di Sarapan Krempyeng.
Kepala Desa Mangunsari, Agus Fahrozi mengatakan, kegiatan Sarapan Krempyeng digelar bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) lewat program Desa BRILiaN. Harapannya masyarakat bisa mandiri secara ekonomi dan desa menjadi sejahtera.
“Kami senang warga antusias. Terobosan ini juga menjadi harapan baru bagi warga setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19,” katanya.
Agus menjelaskan, sejak dulu, Desa Mangunsari Tulungagung dikenal sebagai kampung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Nama itu disematkan karena di desa tersebut terdapat banyak produk unggulan yang dihasilkan dari para pelaku UMKM.
Editor: Kastolani Marzuki