get app
inews
Aa Text
Read Next : Jejak Airlangga, Sang Raja Besar Jawa di Kerajaan Kahuripan dan Kediri

Pesta Pernikahan Berujung Maut, Raja Airlangga Nyaris Tewas saat Istana Diserang Sekutu

Jumat, 24 Juni 2022 - 05:50:00 WIB
Pesta Pernikahan Berujung Maut, Raja Airlangga Nyaris Tewas saat Istana Diserang Sekutu
Petilasan Raja Arilangga

SURABAYA, iNews.id - Raja Airlangga nyaris tewas saat acara pernikahannya yang tiba-tiba diserang sekutu Kerajaan Sriwijaya. Pemberontakan itu terjadi saat dia masih di Kerajaan Mataram Kuno.

Raja Airlangga merupakan pendiri Kerajaan Kahuripan keturunan dari trah Mataram Kuno. Dia menjadi penerus Dinasti Isyana dari Raja Mpu Sindok saat Mataram Kuno berpindah ibu kota ke Jawa Timur, tepatnya di Medang.

Meskipun bukan keturunan langsung dari Mpu Sindok, asal usul Airlangga berasal pernikahan anak Mpu Sindok Sri Isanatunggawijaya dengan Sri Lokapala, yang mempunyai anak bernama Sri Makutawangsawardhana. Kemudian sosok Sri Makutawangsawardhana ini menikah dengan Dharmmodayana, putra Dinasti Warmadewa dari Bali dan mempunyai tiga orang putra yakni Airlangga, Marakata Pangkaja, dan Anak Wungsu.

Tapi siapa sangka sebelum menjadi raja besar dan merupakan keturunan dari Mataram Kuno, Airlangga pernah selamat dari kematian. Saat itu Airlangga tengah merayakan pernikahan dengan putri Raja Dharmawangsa Teguh, di Ibu Kota Kerajaan Mataram Kuno di Wotan. Dikutip dari buku "Airlangga Biografi Raja Pembaru Jawa Abad XI" tulisan Ninie Susanti, saat itu tiba-tiba Wurawari melakukan serangan.

Serangan dari Raja Wurawari, yang merupakan sekutu Kerajaan Sriwijaya membuat istana Mataram kuno hancur. Bahkan putrinya sekaligus istri Airlangga dan Dharmawangsa Teguh, meninggal dunia pada kejadian itu. Peristiwa ini disebut sebagai pralaya yang terjadi pada 1016 Masehi.

Beruntung Airlangga berhasil lolos dari maut. Dia lolos dari upaya pembunuhan dan melarikan diri ke hutan bersama anak buahnya bernama Narottama. Kisah penyerangan Wurawari ke Mataram Kuno ini dikisahkan pada Prasasti Pucangan berbahasa Jawa kuno.

Saat kejadian itu, Prasasti Pucangan mengisahkan Airlangga masih sangat muda dan belum berpengalaman dalam peperangan, serta menggunakan alat - alat senjata. Tetapi karena penjelmaan Dewa Wisnu, maka ia tidak bisa binasa oleh kekuasaan mahapralaya. 

Dia kemudian tinggal di hutan lereng Gunung Arjuno dan berteman dengan para pendeta yang suci kelakuannya, dan seroang hamba setianya Narottama. Selama tinggal di hutan lereng gunung inilah Airlangga hidup layaknya kaum pertapa, dia memakai pakaian kulit kayu, dan makan apa saja yang dimakan oleh pendeta.

Selama tinggal di hutan, Airlangga tidak pernah melupakan pemujaan terhadap dewa - dewa siang dan malam. Sebab itu para dewa sangat besar cinta kasih kepadanya. Mereka berharap agar Airlangga memperoleh pohon keinginan untuk melindungi dunia, memperbaiki bangunan suci dan menghancurkan semua kekuatan jahat di dunia.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut