Misteri Naskah Proklamasi Tulisan Sutan Sjahrir yang Batal Dibacakan Soekarno

Sutan Sjahrir yang kelak menjadi perdana menteri pertama Indonesia lebih dulu mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu.

Baca Juga

3 Tokoh Paskibraka Pertama di Indonesia Pada Proklamasi 1945 

Dia menyampaikan informasi gembira itu kepada Soekarno dan Bung Hatta, namun keduanya masih belum percaya sepenuhnya.

Bersama dengan Subardjo, Bung Karno dan Bung Hatta mengonfirmasi kebenaran kabar Sjahrir kepada Laksamana Maeda. Jawaban Maeda tidak jelas, dengan alasan belum mendapat konfirmasi resmi.

Baca Juga

Cerita Penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok Sehari Jelang Proklamasi Kemerdekaan

Maeda meminta sabar menunggu. Petinggi Angkatan Laut Jepang itu juga menganjurkan Soekarno dan Hatta bekerja seperti biasa di PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

“Soekarno maupun Hatta tampak gelisah dan terguncang serta kecewa,” kata Benedict Anderson dalam Java in a Time of Revolution.

Baca Juga

Kisah Penyusunan Teks Proklamasi Diwarnai Kericuhan Tudingan Budak Jepang

Pada 15 Agustus 1945 Sjahrir sudah tidak sabar. Dia mendesak Proklamasi Kemerdekaan segera dibacakan.

Dikutip dari 'Sjahrir Politik Dan Pengasingan di Indonesia', Sjahrir mengatakan semua  pesan telah disampaikan ke semua pos penting di Pulau Jawa bahwa proklamasi akan dikumandangkan setelah pukul lima petang hari itu.

Di Batavia atau Jakarta, demonstrasi akan dipusatkan di lapangan Gambir. Ribuan orang telah disiapkan. Stasiun radio dan kantor polisi militer (Kempei) akan direbut.

Sjahrir juga sudah menyiapkan naskah Proklamasi Kemerdekaan yang ia tulis sehari sebelumnya, 14 Agustus 1945.

Editor: Reza Yunanto