get app
inews
Aa Text
Read Next : Dompet Dhuafa Bantu Pencarian Korban Longsor di Petungkriyono Pekalongan

Mengenal Bekamal, Resep Ratusan Tahun ala Suku Osing untuk Olahan Daging Kurban

Kamis, 20 Juni 2024 - 13:04:00 WIB
Mengenal Bekamal, Resep Ratusan Tahun ala Suku Osing untuk Olahan Daging Kurban
Warga Suku Osing menunjukkan bekamal kuliner olahan daging dengan cara pengawetan. (Foto: Ist)

BANYUWANGI, iNews.id - Bekamal merupakan kuliner olahan daging yang difermentasi sebelum dimasak khas Suku Osing di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Cara pengolahannya dengan pengawetan menggunakan resep turun-temurun selama ratusan tahun.

Andiyah (50) seorang warga Suku Osing yang tinggal di Desa Tamansuruh mengatakan, bekamal bagian dari pengawetan daging yang kala itu belum ada kulkas. Tujuannya agar daging bisa dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.

Dia menjelaskan cara pengolahan bekamal dengan melakukan fermentasi daging yang disimpan dalam gerabah menggunakan sistem penggaraman sehingga daging bisa awet hingga tahunan.

“Aroma bekamal memang kurang sedap bila 2-3 hari, namun bila sudah berminggu-minggu aroma tidak sedap sudah tidak muncul lagi. Penggunaan garam, gula dan asam menjadi proses pengawetan sangat sempurna. Beraroma asam menjadi aroma khas bekamal saat proses pengawetan berjalan,” ujar Andiyah saat ditemui, Kamis (20/6/2024).

Dia mengatakan, dulu saat ada kurban dan mereka ingin menyimpan daging dalam jangka waktu lama harus dengan mengawetkannya.

"Pengawetan menjadi cara terbaik dalam pengelolaan daging agar dapat dikonsumsi meski sudah lama tersimpan,” katanya.

Menurutnya, proses pengawetan dengan aroma khas menjadi kunci bekamal. Pertama yakni dijemur di bawah terik matahari, lalu disimpan kembali dalam gerabah kedap udara. Hal itu dilakukan berulang hingga aroma tak sedap dari pengawetan berkurang.

Setelah itu baru bisa dimasak dengan cara ditumis, minyak sedikit, bawang merah dan putih serta irisan cabe menambah rasa tumis daging bekamal tersebut. Selain cara menumis, bekamal bisa masak dengan cara diberikan bumbu kecap dan bumbu olahan dari kunyit, bawang hingga sereh sehingga menyerupai semur. Bagi warga Suku Osing menyebutnya dengan istilah cemek-cemek. 

“Inilah khasnya bekamal, banyak orang tidak suka karena baunya saat proses pengawetan, namun ketika sudah menjadi masakan kelezatan terjamin,” katanya

Menu olahan bekamal, selayaknya menjadi prioritas utama dalam pelestarian bagi generasi muda saat ini. Hal ini agar terus menerus terjaga menu olahan makanan dari Suku Osing.  

Saat ini memang daging sudah mudah ditemui. Apalagi sudah ada pengawetan daging yang sempurna dengan memasukannya di kulkas. Namun bekamal menjadi ciri khas sendiri sebab punya aroma yang sudah hadir dari ratusan tahun.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut