get app
inews
Aa Text
Read Next : Penampakan Masjid di Aceh yang Viral Tetap Berdiri Kokoh usai Diterjang Banjir

Masjid Cangaan, Saksi Perkembangan Islam di Wilayah Bojonegoro sejak Era Mataram 

Sabtu, 16 April 2022 - 13:15:00 WIB
Masjid Cangaan, Saksi Perkembangan Islam di Wilayah Bojonegoro sejak Era Mataram 
Bagian dalam masjid peninggalan Mataram Isla yang sudah dirombak. (Foto: MPI/Avirista Midaada).

"Jadi dari cerita nenek moyang dahulu Mbah Buyut Wiroyudo dengan nama Ki Ageng Wiroyudo ini kabur dari Mataram karena dikejar Belanda. Naik perahu bersama pasukan lainnya dan terdampar di Desa Piyak. Lalu setahun di Piyak, pindah ke sini (Cangaan)," ucapnya. 

Di Desa Cangaan inilah, Wiroyudo akhirnya mendirikan masjid tahun 1775 M untuk tempat ibadah dan menyebarkan ajaran agama islam. Awalnya bangunan Masjid Nurul Huda hanya berkonstruksikan kayu dengan atapnya berasal dari alang - alang dan daun jati. "Dulu sebelum dipugar, masjid tersebut atapnya terbuat dari alang-alang dan daun jati," bebernya. 

Sejak berdiri tahun 1775 M hingga saat ini, masjid sudah direnovasi 5 kali, daun pintu dan 4 pilar di masjid yang masih dipertahankan merupakan hasil renovasi ketiga tahun 1262 H atau 1847 M. 

Salah satu peti peninggalan Mataram Islam yang masih ada di masjid Cangaan, Bojonegoro. (Avirista Midaada).
Salah satu peti peninggalan Mataram Islam yang masih ada di masjid Cangaan, Bojonegoro. (Avirista Midaada).

"Jadi ini daun pintu menunjukkan renovasi ketiga itu tahun 1262 H. Sebelumnya masjid ini sudah ada lama dan digunakan sebagai tempat penyebaran islam di Cangaan dan sekitarnya," tuturnya.

Selain konstruksi dasar bangunan masjid yang masih dipertahankan, terdapat sejumlah peninggalan kuno yang masih tersimpan mulai dari karpet merah, keris, dan tombak milik Ki Wiroyudo yang tersimpan dalam peti kayu jati yang juga usianya diperkirakan sudah mencapai 342 tahun.

"Ada peninggalan karpet merah, tombak, dan keris yang tersimpan dalam peti kayu. Itu semua barang dari Ki Wiroyudo. Bahkan karpet merah itu pernah dipakai pemerintah Bojonegoro menyambut kedatangan Bung Karno waktu berkunjung ke Bojonegoro," katanya. 

Tak ketinggalan pula, jam matahari atau sundial sebagai alat yang menunjukkan waktu masuk salat sebelum adanya jam, atau masyarakat sekitar mengenalnya dengan nama benjet. Benjet ini kini diletakkan di halaman depan masjid, sebagai penghias bangunan masjid lantaran sudah ada jam.

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut