get app
inews
Aa Text
Read Next : Pembakar Masjid di Makassar Terekam CCTV, Pakai Mukena dan Masker

Masjid Cangaan, Saksi Perkembangan Islam di Wilayah Bojonegoro sejak Era Mataram 

Sabtu, 16 April 2022 - 13:15:00 WIB
Masjid Cangaan, Saksi Perkembangan Islam di Wilayah Bojonegoro sejak Era Mataram 
Bagian dalam masjid peninggalan Mataram Isla yang sudah dirombak. (Foto: MPI/Avirista Midaada).

BOJONEGORO, iNews.id - Masjid Nurul Huda di Desa Cangaan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro menjadi bukti Islam telah masuk ke wilayah Bojonegoro cukup lama. Masjid di tepi Bengawan Solo ini konon dirikan oleh pasukan Kerajaan Mataram Islam yang kabur menghindari serbuan pasukan penjajah Belanda.

Bangunan ini mungkin sekilas tak ada yang berbeda dibandingkan masjid-masjid lainnya pada umumnya. Konstruksinya lebih modern, diawali dengan pintu gapura berwarna putih dengan pagar hijau menyambut setiap jemaah yang datang. 

Dari bangunan inti masjid seluas 15 x 15 meter ini juga tampak modern, dengan struktur dominasi tembok warna putih dengan pilar-pilar yang berlapis keramik, seperti sebuah bangunan yang baru saja dibangun. 

Namun, saat kita melihat bagian teras masjid depan, bisa jadi anda terkejut. Daun pintu berbahan baku kayu jati kuno yang terletak di pintu depan masuk masjid. Di daun pintu ini bertuliskan sebuah huruf arab dan huruf aksara jawa. Tak ketinggalan dua kalimat bertuliskan 'Laa Ilaha Illallah' di kanan dan 'Muhammad Rasulullah' di kiri dengan huruf arab gundul. 

Di bawahnya terdapat tulisan 1262 H menggunakan angka arab yang menandakan tahun renovasi ketiga, atau bila dikonversi ke tahun Masehi yakni 1847 Masehi. Belum lagi konstruksi bangunan di dalam masjid dengan 4 pilar utama di ruangan ibadah utama tampak bahwa masjid ini bukan masjid baru yang dibangun. Meski secara keseluruhan konstruksi lebih modern. 

Ketua Takmir Masjid Jami' Nurul Huda Cangaan, Abdul Hakim membenarkan, masjid yang berada di Desa Cangaan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro ini merupakan masjid tertua di Bojonegoro. Salah satu warisan yang dipertahankan ada pada daun pintu di pintu masuk dan empat tiang yang ada di tengah masjid yang masih dipertahankan.

"Memang masjid ini tertua di Bojonegoro. Jadi tulisan 1262 H di daun pintu merupakan renovasi ketiga dari waktu berdiri awalnya masjid. Kalau masjidnya didirikan lebih tua dari itu," ungkap Abdul Hakim.

Menurut Hakim, Masjid Jami Nurul Huda ini didirikan oleh bagian Kerajaan Mataram Islam asal Solo yakni Ki Ageng Wiroyudo. Ki Wiroyudo demikian nama akrab beliau, yang kemudian berganti nama menjadi Abdul Hamid, usai pergi haji, kabur dari Kerajaan Mataram lantaran wilayah kerajaan diserang Belanda dan ia pun melarikan diri menelusuri Sungai Bengawan Solo hingga terdampar di Desa Piyak, Kecamatan Kanor. 

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut