Marak Bunuh Diri, Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Aplikasi Deteksi Kesehatan Mental
Kendati ada kendala tersebut, Janu dan kelima temannya tetap berupaya maksimal menyelesaikan proses pembuatan aplikasi dalam waktu dua bulan. Mereka menyelesaikan fitur-fitur penyempurna di aplikasi pencegahan bunuh diri dengan melibatkan beberapa psikolog dan psikiatri.
"Untuk psikolog dan psikiatri yang dipilih adalah tenaga kesehatan yang telah memiliki kerja sama dengan aplikasi. Rencananya dari kami akan memperluas koneksi psikolog dan psikiatri sehingga dari user dapat memilih dan menyesuaikan tenaga kesehatan yang dibutuhkan," katanya.
Pengguna aplikasi, disebutkan Janu, bisa memanfaatkan layanan fitur yang berbayar dan tanpa bayar alias gratis. Khusus untuk layanan berbayar, pengguna bisa memanfaatkan fasilitas layanan konsultasi dengan psikolog dengan harga terjangkau.
"Biaya yang dibayarkan adalah biaya jasa terhadap psikolog dan psikiatri, dan biaya yang dibayarkan merupakan biaya untuk satu sesi konsultasi. Jadi dari harganya terjangkau oleh semua kalangan, untuk yang free tetap mendapatkan semua akses terhadap fitur di aplikasi," ujarnya.
Ke depan, dia dan kelima rekannya masih akan mengembangkan layanan dan fitur-fitur di dalam aplikasi Mcare ini. Dirinya berharap penggunaan aplikasi bisa diperluas hingga beberapa psikolog dan psikiatri di luar Malang.
"Tapi kami masih mencari relasi dengan psikolog dan psikiatri untuk diajak kerjasama, jadi (untuk psikiatri dan psikolog di luar Malang) masih belum ada. Rencananya dari kami akan memperluas koneksi psikolog dan psikiatri, sehingga dari user dapat memilih dan menyesuaikan tenaga kesehatan yang dibutuhkan," tuturnya.
Editor: Rizky Agustian