get app
inews
Aa Text
Read Next : 2 Pria Bertopeng Rampok Minimarket di Sidrap Terekam CCTV, Kini Diburu Polisi

Kusni Kasdut, Pejuang Kemerdekaan yang Justru Dikenang sebagai Penjahat Besar 

Senin, 14 Juni 2021 - 08:18:00 WIB
Kusni Kasdut, Pejuang Kemerdekaan yang Justru Dikenang sebagai Penjahat Besar 
Kusni Kasdut saat digelandang polisi (istimewa).

Para pejuang yang juga ditahan di Pabrik Gula Kebon Agung, dia bebaskan. Namun, kakinya tertembak yang membuatnya untuk sementara waktu terpaksa bersembunyi. Bersarangnya timah panas di kaki bukan pertama kali. Kelak saat saling tembak dengan aparat Kepolisian Semarang, kaki Kusni juga tertembak. 

Begitu juga saat berusaha kabur dari penjara di Surabaya, kakinya juga kembali tertembak. "Dia bertempur untuk terakhir kalinya di Blitar, Jawa Timur kira kira pada pertengahan 1949, sedikit sebelum gencatan senjata menuju Konferensi Meja Bundar, KMB,  di Den Haag," tulis Daniel Dhakidae dalam "Menerjang Badai Kekuasaan".

Nasib baik tidak berpihak. Begitu perang selesai, Kabinet Hatta mengeluarkan kebijakan politik ReRa. Reorganisasi dan Rasionalisasi di tubuh militer Indonesia. Tentara yang ada di TNI ditata ulang. Mereka yang sebelumnya tergabung dalam laskar-laskar, diseleksi. Brigade Teratai tempat Kusni Kasdut bernaung dalam perjuangan kemerdekaan, tidak masuk daftar. 

Setelah setahun menunggu, hari itupun tiba. Di Rampal Malang. Kusni mendapat selembar surat pernyataan bekas pejuang dari Rampal. Negara hanya mengakuinya sebagai bekas pejuang. Dia juga mendapat sedikit uang pemulihan. Namun ia dinyatakan bukan tentara. Kusni merasa menjadi korban kebijakan demobilisasi. Hatinya panas. Ia mengutuk dirinya sendiri. 

"Namun, dia tidak berhenti di sana. Dia memutuskan untuk membalas dendam kepada negara yang "menghianati" dirinya dan memilih tempat "berseberangan"," tulis Daniel Dhakiade. Faktanya, selembar surat pernyataan bekas pejuang itu, tidak banyak membantu hidupnya. 

Surat tersebut tidak berguna saat Kusni Kasdut mondar mandir mencari lowongan kerja. Malang, Surabaya, dan Jakarta ia datangi untuk mendapat pekerjaan yang pantas, termasuk orang orang yang dikenalnya di masa revolusi fisik ia temui. Semua tidak memberikan kesempatan untuknya. 

Di sisi lain Kusni melihat negara yang  kemerdekaanya pernah dia perjuangkan dikuasai orang-orang yang tidak ia kenal. Orang-orang kaya. Para politisi yang keluar masuk hotel mewah. Sementara di jalan-jalan pemandangan kemiskinan rakyat semakin terlihat jelas. 

Kusni memutuskan mengambil tempat yang "berseberangan" dengan negara. Dianbutuh hidup dan menghidupi keluarganya. Di kelompoknya Kusni memakai nama Kasdut. Usai merampok Museum Gajah dengan menggasak perhiasan kuno, Kusni Kasdut ditangkap di Semarang. 

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut