Kronologi Wisatawan Hilang di Gunung Bromo, Diduga Diganggu Makhluk Gaib
 
                 
             
                MALANG, iNews.id - Dugaan wisatawan yang hilang di Gunung Bromo karena dibawa makhluk tak kasat mata muncul. Pasalnya kondisi korban saat ditemukan tim pencari gabungan berada di tebing yang curam, dengan jarak 200 meter dari tempat sepeda motor miliknya yang ditemukan.
Kakak kandung korban Indahwati mengakui ada hal tak logis dari peristiwa hilangnya sang adik kandungnya saat berwisata ke Gunung Bromo. Awalnya sang adik dan enam-temannya berpamitan secara baik-baik kepada keluarga sebelum berangkat.
 
                                    "Namanya pamit baik-baik pengen rekreasi liburan karena sudah lama nggak liburan ya sudah kami izinkan. Dia berangkat sama teman-teman SMP-nya, ada yang tetangga sini. Makanya kami dari keluarga nggak mikir yang macam-macam," kata Indahwati, ditemui di rumahnya di Gang Bugis Barat Jalan Raya Wendit, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (22/6/2022).
Indahwati bahkan masih sempat berkomunikasi dengan sang adik dan temannya telah tiba di loket Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Wonokitri melalui jalur Nongkojajar, Pasuruan pada Minggu dini hari (19/6/2022) sekitar pukul 01.40 WIB. Setelah itu rombongan yang berangkat dengan empat sepeda motor langsung memutuskan menuju kawasan Penanjakan, untuk melihat matahari terbit.
 
                                    Namun keanehan disampaikan temannya setelah dari Penanjakan, Roni tiba-tiba berubah dengan gerak-gerik yang mencurigakan. Adiknya yang berangkat dalam kondisi fit dan ceria, berubah 180 derajat seperti ingin segera cepat-cepat pulang.
"Berangkat kondisinya fit kata teman-temannya ceria, tapi setelah Penanjakan lihat sunrise itu sudah kayak bingung pengen pulang, atau firasat nggak tahu. Kata temannya sudah beda kayak adik saya biasanya," ujarnya.
 
                                    "Dia memilih pengen pulang duluan pamitan. Teman-temannya itu makanya heran, kenapa kok pengen pulang, ngotot pengen pulang. Mereka nggak paham, dia bilang, pisah pengen pulang, tapi nggak paham," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin
 
                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                