Kisah Syekh Jangkung, Wali Nyeleneh yang Diusir Sunan Kudus gegara Kesaktiannya
“Bila kau sakti, gunakan keranjang itu!”.
Saridin hanya mengiyakan. Tanpa pikir panjang dimasukkannya air sumur ke dalam keranjang yang berlobang-lobang. Lagi-lagi terjadi fenomena ajaib yang membuat semua tercengang.
Air di dalam keranjang yang semestinya tumpah, ternyata tidak tumpah. Dalam sekejap, Saridin mampu memenuhi bak mandi pesantren. Namun peristiwa yang terjadi dianggap telah menurunkan wibawa Sunan Kudus.
Saridin dihukum dengan diusir dari pesantren. Saat meninggalkan pesantren Sunan Kudus, Saridin bertemu Syekh Malaya atau Sunan Kalijaga. Ia pun nyantri kepada Sunan Kalijaga.
Oleh Sunan Kalijaga, Saridin diminta menjalani tirakat tapa kungkum (berendam) di Laut Jawa. Karena tak mampu berenang, konon Saridin terseret arus laut hingga terdampar di Palembang. Dari Palembang ia melanjutkan perjalanan ke Timur Tengah.
Saridin memulai dakwah pertamanya sebagai wali penyebar Islam di Desa Miyono, Kadipaten Pati Jawa Tengah. Ia menikah dengan Raden Ayu Retno Jinoli, putri Sultan Mataram ke-2, yakni Sultan Anyakrawati.
Dari pernikahannya, Saridin dikaruniai putra yang bernama Raden Bagus Momok Landoh. Sejumlah sumber sejarah menyebut, Saridin juga menikah dengan Raden Ayu Retnodiluwih, putri kesultanan Palembang.
Saridin yang sampai akhir hayatnya bertempat tinggal di Pati Jawa Tengah, tutup usia pada tahun 1641 Masehi. Hingga hari ini makam Saridin atau Syekh Jangkung banyak dikunjungi para peziarah.
Editor: Ihya Ulumuddin