Kisah Sultan Amangkurat I, Dibikin Marah Pengeran Jambi hingga Berlaku Tak Hormat

SURABAYA, iNews.id - Kerajaan Mataram Islam di bawah Sultan Amangkurat I terus berusaha melebarkan kekuasaan di wilayah Sumatera. Gegara upaya itu, sang sultan sempat dibikin marah oleh ulah Pangeran Jambi.
Pada catatan sejarah, Kerajaan Mataram sukses berekspansi ke sebagian wilayah Sumatera saat dipimpin Sultan Agung, yakni wilayah Palembang dan Jambi. Kekuasaan atas wilayah Sumatera inilah yang diwariskan kepada anaknya Sultan Amangkurat I.
Konon Pada tahun 1651, Sultan Amangkurat I menerima utusan dari kedua daerah tersebut datang ke Mataram. Utusan Belanda untuk Mataram Van Goens menceritakan bahwa pangeran Jambi datang sendiri ke istana Mataram. Van Goens menjumpainya pada tanggal 21 bulan April sang pangeran Jambi tersebut di hutan jati antara Jatijajar dan Semarang.
Konon dia mengadakan pembicaraan dengan orang Jambi itu mengenai banyak masalah, sebagaimana dikisahkan pada "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I", dari H.J. De Graaf. Konon sang pangeran Jambi itu sedikit membangkang ketika dipanggil oleh penguasa Mataram itu.
Pangeran Jambi itu sudah dipanggil berkali-kali selama empat sampai lima tahun berturut-turut, tetapi Pangeran Jambi itu baru menghadap di tahun keenamnya. Hal itu pula yang membuat sang penguasa Mataram itu naik pitam marah. Karena itu, Pangeran Jambi diperlakukan tidak hormat, berbeda ketika sang penguasa Mataram itu menerima tamu dari orang-orang Belanda.
Berbeda perlakuan dengan urusan Jambi, Sultan Mataram itu menyambut berbeda utusan Palembang yang datang ke istana. Bahkan, kedua utusan itu ditahan lama sekali dan mendapat sambutan yang ramah dan bersahabat.
Editor: Ihya Ulumuddin