get app
inews
Aa Text
Read Next : Jejak Airlangga, Sang Raja Besar Jawa di Kerajaan Kahuripan dan Kediri

Kisah Raja Airlangga Diminta Rakyat Turun Gunung Bangun Kerajaan 

Rabu, 16 Februari 2022 - 07:03:00 WIB
Kisah Raja Airlangga Diminta Rakyat Turun Gunung Bangun Kerajaan 
Peninggalan Kerajaan Kahuripan (foto: dok romadecade.org)

SURABAYA, iNews.id - Raja Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan pascaserangan yang meluluhlantakkan Mataram di era Dharmawangsa Teguh. Kebangkitannya pun tak lepas dari rakyat yang memintanya turun gunung untuk membangun kerajaan. 

Saat itu serangan yang dilakukan Sriwijaya di bawah Aji Wurawari dari Lwaram, yang merupakan sekutu Kerajaan Sriwijaya. Saat serbuan itu Raja Dharmawangsa Teguh yang tengah mengadakan pernikahan putrinya di istana Medang, di Watan, tewas akibat serbuan mendadak itu. Sementara, Airlangga berhasil melarikan diri bersama pembantunya Narotama. 

Dikisahkan buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu, Airlangga melarikan diri ke puncak gunung memohon perlindungan kepada para petapa. Prasasti Pucangan juga mencatat serangan dahsyat yang meluluhlantakkan Mataram di bawah pimpinan Raja Dharmawangsa Teguh. 

Saat itu konon Airlangga berusia 16 tahun, dia mulai menjalani hidup sebagai petapa di gunung - gunung. Salah satu bukti petilasan Airlangga sewaktu dalam pelarian dapat dijumpai di Sendang Made, Kudu, Jombang. 

Airlangga remaja kemudian hidup selama tiga tahun di hutan, tepat pada tahun 1009 Airlangga didatangi utusan rakyat yang memintanya supaya membangun kembali Kerajaan Medang. Mengingat ibu kota Watan sudah hancur total, maka Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan.

Airlangga kemudian menamakan kerajaannya Kahuripan. Nama Kahuripan berasal kata urip, yang berarti hidup. Kahuripan berarti kehidupan yang setara dengan Kerajaan Amarta milik Pandawa. 

Ketika Airlangga naik tahta pada tahun 1009 Masehi menjadi raja di Kahuripan, wilayah kerajaannya hanya meliputi daerah sekitar Gunung Penanggungan, yang ada di Sidoarjo dan Pasuruan. Kecilnya wilayah kekuasaan ini diakibatkan banyak wilayah yang melepaskan diri sepeninggal Dharmawangsa Teguh. 

Baru ketika Kerajaan Sriwijaya dikalahkan Rajendra Coladewa, Raja Colamandala dari India pada tahun 1023, Airlangga pun merasa leluasa membangun kembali kejayaan Wangsa Isyana, dengan menaklukkan Pulau Jawa.

Wilayah kekuasaan Airlangga pun perlahan-lahan mulai meluas sejak tahun 1025 Masehi. Pengaruh kian melemahnya Kerajaan Sriwijaya yang menjadi tandingan era Mataram juga menjadi penyebab Airlangga kembali menyusun kekuatan untuk mengembalikan kejayaan Wangsa Isyana, yang jadi penerus trah Mataram Kuno demi menguasai Pulau Jawa.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut