Kisah Pilu Guru Honorer di Desa Terpencil Jombang, 17 Tahun Mengajar Tanpa Perhatian
Aktivitas berat sebagai guru honorer itu dijalani Andik setiap hari, meski dengan gaji yang kecil Rp700.000 per bulan. Karenanya, setip pulang mengajar, Andik selalu mencari kayu bakar di hutan untuk dijual. Hasilnya untuk membeli bensin agar tetap bisa berangkat mengajar.
Sudah lebih dari 17 tahun Andik menjalani aktivitas sebagai guru di desa terpencil itu. Namun, perhatian dari pemerintah tak kunjung datang.
Harapan sempat datang saat Andik dijanjikan untuk diprioritaskan masuk PPPK. Namun, kini harapan itu pupus. "Tidak lolos PPPK. Sudah diisi orang baru dari luar daerah. Saya juga tidak tahu. Padahal katanya mau diperjuangkan. Saya kecewa, tapi ya mau bagaimana lagi," katanya.
Karena itu, dia tidak ingin lagi bermimpi. Dia akan tetap mengajar, meski dengan gaji yang tidak seberapa. Sebab, bagi dia, bisa membantu anak-anak di pedalaman belajar itu lebih penting. "Kasihan mereka," katanya.
Dia juga berharao, agar pemerintah serius memikirkan nasib guru honorer yang mengajar di daerah terpencil seperti dirinya.
Editor: Ihya Ulumuddin