Kisah Pangeran Diponegoro, Tolak Menyerah pada Belanda meski Terjepit dan Menderita Malaria

Situasi itu membuat Pangeran Diponegoro tidak berkutik, sehingga cepat atau lambat Pangeran Diponegoro akan dipaksa oleh keadaan untuk merundingkan penyerahan dirinya. Tetapi tekad perjuangan Pangeran Diponegoro masih tinggi. Dengan pengawalan 50 prajurit, sang pangeran terus memasuki wilayah Bagelen Timur.
Basah Hasan Munadi, seorang Arab-Jawa pemimpin Barjumungah, resimen agamis pengawal pribadi Diponegoro, menyarankan agar Pangeran Diponegoro pergi ke daerah pegunungan Remo, antara Bagelen dan Banyumas, kabupaten asal keluarga Danurejan. Di tempat itu, komandan prajuritnya yang masih muda belia, Basah Ngabdulmahmud Gondokusumo, masih memegang kendali di situ.
Sang pangeran menceritakan kepada Basah Hasan Munadi bahwa ia tidak akan membiarkan dirinya menyerah karena akan merasa sangat malu. Sementara jika ditunjuk menjadi Sultan Yogya, maka semua perjuangan dan pengorbanannya akan terasa sia-sia.
Maka tak heran bila sayembara yang dibuat Belanda tak membuat Pangeran Diponegoro dengan mudah ditangkap. Apalagi, selama ini Pangeran Diponegoro memiliki pendukung yang tak mungkin berkhianat kepadanya.
Editor: Ihya Ulumuddin