Kisah bertaruh nasib di dalam musala itu masih menjadi nostalgia bagi Misni, Susanti dan empat kepala keluarga lainnya yang masih sekerabat.
Karena itulah, mereka yang berjumlah 18 orang orang itu memilih mengungsi di tempat yang sama di rumah salah satu warga di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.
Mereka selamat bersama dan ingin mengungsi bersama. Meski hingga saat ini, mereka tak punya rencana untuk tinggal di mana pasca masa pengungsian berakhir. "Ya, satu rumah ini kami bersama enam kepala keluarga. Tidak tahu kami nanti tinggal di mana. Kami tak punya uang lagi kalau pindah rumah," ungkap Sumarmi, korban selamat di dalam musala lainnya.
Enam kepala keluarga senasib ini juga tak memiliki keberanian untuk kembali ke kampung halaman yang kini menjadi kampung mati. Mereka beralasan tak ingin mengulangi peristiwa paling menakutkan sepanjang hidupnya. "Kita tunggu saja bagaimana nasib selanjutnya. Tapi kalau kembali tinggal di rumah, kami tak berani," kata Sumarmi.
Editor: Kastolani Marzuki