Kisah Kerajaan Mataram Rampas Harta dan Perempuan Cantik Keluarga Blambangan

SURABAYA, iNews.id - Kerajaan Mataram di era Sultan Agung sukses berekspansi ke Blambangan atau Banyuwangi. Selain berhasil mengusir penduduknya, mereka juga sukses merampas harta benda kerajaan Blambangan, termasuk juga para perempuannya yang cantik.
Ya, Blambangan yang sejak Panembahan Senopati selalu gagal ditundukkan Mataram, di masa Sultan Agung, wilayah itu akhirnya berhasil pula ditundukkan. Blambangan merupakan kerajaan terakhir yang bercorak Hindu-Buddha yang terletak di ujung timur pulau Jawa.
Pada abad ke-16, satu-satunya kerajaan Islam yang berarti di Jawa Timur yakni Pasuruan. Daerah lain masih dipimpin penguasa yang beragama Hindu.
Menurut Babad Tanah Jawi dalam "Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II", dari Peri Mardiyono, serangan Sultan Agung ke Blambangan berhasil meraih kemenangan. Alhasil Blambangan menjadi wilayah yang berada di bawah kekuasaan Mataram.
Dikisahkan bahwa ketika hendak melakukan ekspansi ke Blambangan, Sultan Agung menunjuk Pangeran Silarong untuk memimpin penyerangan itu. Perintah itu pun diterimanya. Maka Silarong langsung menyusun kekuatan, zejumlah pasukan dan adipati dikumpulkan untuk menggempur Blambangan.
Rombongan pasukan Mataram berangkat beriringan menuju Blambangan pun terjadi. Gelombang pasukan Mataram ini menuju Blambangan dengan melalui Kediri lalu menuju Pasuruan. Di daerah ini, para bupati daerah pesisiran bersama pasukannya pun sudah menunggu.
Seluruh pasukan ini kemudian bersama-sama dan serentak menggempur Blambangan. Perang besar pun terjadi, yang membuat seluruh warga masyarakat Blambangan banyak yang mengungsi ke pegunungan dan daerah lain akibat perang.
Karena terdesak oleh kekuatan pasukan Mataram, adipati Blambangan pun meminta bantuan ke kerajaan Bali. Bantuan dari Bali pun datang. Pasukan dari Bali ini dipimpin oleh Dewa Lengkera dan Dewa Agung. Lalu sebagai pembantunya adalah Panji Baleleng dan Panji Macan Kuning.
Editor: Ihya Ulumuddin