Kisah Heri Purnomo, Babinsa yang Sukses Rintis Usaha Kopi dan Berdayakan Warga Lereng Bromo
Menurut Heri, masyarakat baru bisa merasakan manfaat hasil pohon kopi yang ditanamnya lima tahun setelahnya atau pada 2015 lalu. Kini pasca usaha penanaman kopi berjalan 23 tahun peningkatan ekonomi masyarakat mulai dirasakan.
"Karena masyarakat disana saat itu perekonomiannya di bawah rata-rata, kita ingin mengangkat perekonomian mereka. Baru setelah lima tahun kopi dapat berbuah," ujarnya.
Kini di Desa Taji terdapat warung kopi dengan pemandangan indah sekeliling Pegunungan Bromo yang diinisiasinya. Banyak masyarakat pecinta kopi yang berkunjung ke Desa Taji karena penasaran. Menurutnya, kopi yang dihasilkan dari ketinggian lereng gunung lebih dari 1.000 Mdpl itu memiliki ciri khas yang berbeda dari lainnya.
"Lereng gunung di Kabupaten Malang ini ada empat, ada Arjuna, Kawi, Semeru dan Bromo. Kopi Taji ini di lereng Bromo, khasnya untuk jenis Arabica itu, asam jawanya muncul, wanginya beda dengan lereng-lereng yang lain. Begitu juga yang Robusta, pahitnya lebih rendah, ada juga asamnya," katanya.
Kini, masyarakat di Desa Taji setiap setahun sekali memanen hasil pertanian kopi. Rencananya pada 2023 ini, untuk jenis Arabica sudah bisa dipanen bulan April dan Mei dengan perkiraan setiap hektare-nya dapat menghasilkan buah kopi sekitar satu ton.
Editor: Ihya Ulumuddin