get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Perempuan Diamankan Warga Cileunyi Bandung, Diduga Bertransaksi Sabu

Kisah Heri Purnomo, Babinsa yang Sukses Rintis Usaha Kopi dan Berdayakan Warga Lereng Bromo

Selasa, 21 Maret 2023 - 10:30:00 WIB
Kisah Heri Purnomo, Babinsa yang Sukses Rintis Usaha Kopi dan Berdayakan Warga Lereng Bromo
Serka Heri Purnomo menunjukkan hasil budi daya kopi. (Avirista Midaada).

MALANG, iNews.id - Tugas sebagai Babinsa tak menghalangi Serka Heri Purnomo untuk berwira usaha. Berkat ketekunannya, dia sukses merintis usaha kopi hingga memberdayakan masyarakat sekitar di lereng Gunung Bromo

Sudah lebih dari 12 tahun Heri Purnomo menekuni usaha pemberdayaan kopi Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang ini. Hasilnya cukup memuaskan, usaha semakin maju dan dan masyarakat binaannya juga ikut sejahtera. 

Heri menceritakan awal mula ia merintis usaha kopi di desanya pada 2010 lalu. Saat itu lahan di lereng Pegunungan Bromo itu banyak mengalami longsor, karena warga menanam tanaman yang tidak kuat menahan air. Akhirnya ia bersama masyarakat dan pemerintah desa setempat memutuskan melakukan penghijauan dengan menanam pohon kopi.

"Awalnya, lahan yang digarap seluas 4 hektare dan kini sudah mencapai ratusan hektare dengan sekitar 100 petani yang diberdayakan. Dengan begitu hutannya tetap dapat terlindungi, mengurangi longsor dan dari sisi ekonominya juga ada," ucap Serka Heri Purnomo ditemui di Poltekad Kodiklatad, Kota Batu pada Selasa (21/3/2023). 

Selama proses penanaman hingga sebelum berbuah, Heri terus belajar menambah pengetahuannya tentang pengelolaan kopi mulai dari hulu hingga hilir. Ia juga tak segan belajar dari beberapa orang yang lebih berpengalaman di bidang dunia kopi itu. 

"Saya juga belajar terus tentang proses kopi, mulai tahun 2016 aktif di komunitas kopi Malang Raya dan Jawa Timur, sehingga ketika ada acara kopi saya selalu hadir. Dari situ, beberapa kali ikut lomba tingkat Kabupaten dan Jawa Timur dapat juara," katanya.

Menurut Heri, masyarakat baru bisa merasakan manfaat hasil pohon kopi yang ditanamnya lima tahun setelahnya atau pada 2015 lalu. Kini pasca usaha penanaman kopi berjalan 23 tahun peningkatan ekonomi masyarakat mulai dirasakan.

"Karena masyarakat disana saat itu perekonomiannya di bawah rata-rata, kita ingin mengangkat perekonomian mereka. Baru setelah lima tahun kopi dapat berbuah," ujarnya. 

Kini di Desa Taji terdapat warung kopi dengan pemandangan indah sekeliling Pegunungan Bromo yang diinisiasinya. Banyak masyarakat pecinta kopi yang berkunjung ke Desa Taji karena penasaran. Menurutnya, kopi yang dihasilkan dari ketinggian lereng gunung lebih dari 1.000 Mdpl itu memiliki ciri khas yang berbeda dari lainnya. 

"Lereng gunung di Kabupaten Malang ini ada empat, ada Arjuna, Kawi, Semeru dan Bromo. Kopi Taji ini di lereng Bromo, khasnya untuk jenis Arabica itu, asam jawanya muncul, wanginya beda dengan lereng-lereng yang lain. Begitu juga yang Robusta, pahitnya lebih rendah, ada juga asamnya," katanya. 

Kini, masyarakat di Desa Taji setiap setahun sekali memanen hasil pertanian kopi. Rencananya pada 2023 ini, untuk jenis Arabica sudah bisa dipanen bulan April dan Mei dengan perkiraan setiap hektare-nya dapat menghasilkan buah kopi sekitar satu ton.

Sedangkan, untuk jenis Robusta akan dipanen pada Agustus hingga Oktober dengan perkiraan setiap hektare dapat menghasilkan buah kopi sekitar tiga ton.

"Saya juga memproduksi kopi berbentuk bubuk, jadi dari para petani kopinya saya beli, ditampung untuk diolah, dan hasilnya dijual," ucapnya.

Kopi Taji sudah dipasarkan terutama di kafe-kafe yang ada di Malang Raya. Selain itu, juga ada pelanggannya yang berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Bandung dan Jakarta. Kini permintaan kopi terus berdatangan dari pasaran, sayang Heri dan warga lainnya belum bisa memenuhi permintaan pasar tersebut.
 
Kopi-kopi itu dijual mulai harga Rp55.000 hingga Rp150.000 per kilogramnya. Selama rentang waktu satu bulan, Serka Heri bisa menjual satu ton bubuk kopi. 

"Sehingga saya masih mengutamakan pelanggan yang memang rutin membeli. Geliat kopi ini luar biasa, harga bisa naik dua kali lipat dibanding saat pandemi Covid-19 dan untuk pasar umum belum melayani semua, karena stok atau bahan baku kopi masih kurang," jelasnya. 

Serka Heri terus mengembangkan usaha kopi di daerah Kabupaten Malang lainnya. Rencananya, Kecamatan Tumpang dan Poncokusumo menjadi wilayah baru untuk membuka lahan pertanian kopi.

"Kita akan terus mengembangkan di Kecamatan lainnya, Tumpang dan Poncokusumo, karena permintaan kopi sangat tinggi, sehingga bahan baku kurang, yang saya garap di hulunya atau kebunnya, yang kita kerjakan rata-rata lahan Perhutani, tanpa harus memotong tanaman yang sudah ada," katanya.

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut