Kisah Hanan Attaki Baiat ke NU, Berawal Umrah Minta Dipertemukan Mursyid yang Lembut
JAKARTA, iNews.id - Ustaz Hanan Attaki kini resmi menjadi warga Nahdliyin setelah mengucapkan ikrar atau baiat sebagai warga Nahdlatul Ulama (NU).
Ikrar itu disampaikan pendiri gerakan Pemuda Hijrah, dalam acara Halal Bihalal 1444 Hijriah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek sekaligus Haul KH Ahmad Noer, KH Mustamar, dan KH Murtadho Amin di Kota Malang.
Baiat itu diucapkan di depan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar.
"Saya Ustad Hanan Attaki menyatakan berbaiat, bersumpah, mengikuti ajaran akidah, ulama, habib, kiai dari kalangan ahlussunah wal jamaah," ujar Hanan saat membacakan ulang baiat yang disampaikan Ketua PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar, dalam siaran Youtube PonpesgasekTV yang diikuti dari Jakarta, Jumat (12/5/2023).
Hanan Attaki mengungkapkan kisahnya hingga mantap berikrar menjadi warga NU. Dia menuturkan, saat melaksanakan ibadah umrah di Tanah Suci, dirinya selalu berdoa agar dipertemukan dengan mursyid atau murobbi yang bisa membimbingnya menuju dakwah di jalan-Nya.
"Sepulang umrah saya mudik ke Jawa Timur, ke kampung istri di Tuban. Lalu, istri saya bilang bahwa Kiai Marzuki merupakan gurunya saat belajar di Malang. Kemudian istri saya ajak tabarruk, tanpa berpikir panjang langsung berangkat," kata dia.
Hanan Attaki juga merasa terharu karena dakwah lembut yang disampaikan KH Marzuki Mustamar dalam menjelaskan konsep dakwah yang diajarkan ulama Ahlussunnah wal Jamaah sudah bertahan 100 tahun lebih.
"Akhirnya, saya minta izin untuk diangkat menjadi murid beliau. Insya Allah, mulai detik ini akan saya syiarkan ajaran Aswaja ala NU kepada Muslimin, khususnya anak-anak muda di Indonesia," kata dia.
Usai pembaiatan, Hanan Attaki mengungkapkan rasa bersyukurnya karena sudah menjadi bagian warga Nahdliyin. Ia mengatakan ikrar tersebut menjadi salah satu dari malam terbaiknya.
"Alhamdulillah, malam ini adalah malam terbaik dalam hidup saya sejak ibu melahirkan saya. Karena, bagi seorang mukmin dia dilahirkan dua kali, pertama jasadnya oleh orang tua biologisnya, kedua dilahirkan ruhiyahnya oleh gurunya atau mursyidnya," kata Hanan.
Editor: Kastolani Marzuki