Kisah Brigade Penolong Kediri Jadi Sukarelawan Penjemput Jenazah Covid-19

Rantao mengaku sebelumnya juga sudah ada rekannya yang lain menjadi sukarelawan. Kini, dengan sumbangsih tenaganya, jumlah sukarelawan juga semakin bertambah, sehingga petugas yang jaga pun juga bisa bergantian.
Mengendarai mobil ambulans adalah hal baru bagi Rantao, namun dia memberanikan diri. Dengan mobil ambulans, jenazah dibawa dari rumah sakit ke rumah duka. Tak jarang dirinya juga merasa sangat terenyuh melihat langsung duka keluarga dai jenazah yang diantar.
Beberapa kali rasa takut sempat membayangi Rantao saat bertugas. Ancaman terpapar Covid-19 di depan mata. Sempat terpikir juga bagaimana kalau keluarganya kemudian terjangkit virus itu. Rasa takut itu diabaikannya demi tugas kemanusiaan.
"Rasa takut sempat ada, namun semuanya tertutup dengan rasa haru ketika sudah sampai rumah duka. Adanya tangis sedih keluarga mengiringi kepergian jenazah. Di situ rasa takut kami terkubur," ujar Rantao.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kediri Marsudi Nugroho mengatakan Brigade Penolong sering dilibatkan dalam kondisi kegawatdaruratan. Brigade Penolong tersebut beranggotakan Pramuka Penegak dan Pandega yang dilatih khusus di bidang pencarian dan pertolongan (SAR). Mereka sudah dilatih beragam keterampilan, sehingga ketika ada yang membutuhkan langsung bergerak.
Saat kasus positif meningkat, Brigade Penolong menjadi tenaga tambahan bagi petugas tenaga medis. Mereka dengan sukarela membantu mengambil jenazah warga.
Editor: Nani Suherni