Kisah Brigade Penolong Kediri Jadi Sukarelawan Penjemput Jenazah Covid-19

KEDIRI, iNews.id - Pandemi Covid-19 memupuk rasa kemanusiaan dari berbagai pihak, dengan berlomba-lomba dalam kebaikan. Salah satunya munculnya Brigade Penolong yang berasal dari anggota Pramuka Kota Kediri.
Para sukarelawan ini mampu membuang rasa khawatir akan terpapar dan lebih mengunggulkan rasa kemanusiaan demi membantu sesama. Rantao Sutani, salah seorang yang tergabung dalam tim sukarelawan, awalnya ditugaskan di ruang isolasi mandiri terpusat di gedung bekas Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Kediri.
Berawal dari penunjukan tugas dari Kwartir Cabang Kota Kediri, dia dan kedua rekannya kini mendapat tugas menjemput jenazah sejak Juni 2021. Rantao mengaku memang mengajukan diri menjadi sukarelawan.
Selama bergabung di Brigade Penolong banyak ilmu yang dipelajari sehingga diharapkan bisa membantu sesama dalam situasi pandemi.
Berawal dari rasa simpati, dirinya memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi sukarelawan. Harapannya bisa memberikan tenaganya untuk membantu bagi yang membutuhkan. Rasa kemanusiaan adalah yang penting baginya. Niatan itu disambut sukacita oleh petugas kesehatan di Kota Kediri, karena tenaga yang membantu semakin bertambah.
Dia merasakan, beban yang diemban petugas kesehatan di Kota Kediri semakin berat, karena jumlah kasus positif yang cukup tinggi, yang juga diikuti dengan banyaknya kasus kematian karena Covid-19.
Alasan mengajukan diri pria yang kini tengah menempuh studi S2 ilmu hukum di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, karena saat itu atas dasar rasa kemanusiaan. Pada saat bersamaan dia sudah selesai seminar proposal tesis.
Rantao mengaku sebelumnya juga sudah ada rekannya yang lain menjadi sukarelawan. Kini, dengan sumbangsih tenaganya, jumlah sukarelawan juga semakin bertambah, sehingga petugas yang jaga pun juga bisa bergantian.
Mengendarai mobil ambulans adalah hal baru bagi Rantao, namun dia memberanikan diri. Dengan mobil ambulans, jenazah dibawa dari rumah sakit ke rumah duka. Tak jarang dirinya juga merasa sangat terenyuh melihat langsung duka keluarga dai jenazah yang diantar.
Beberapa kali rasa takut sempat membayangi Rantao saat bertugas. Ancaman terpapar Covid-19 di depan mata. Sempat terpikir juga bagaimana kalau keluarganya kemudian terjangkit virus itu. Rasa takut itu diabaikannya demi tugas kemanusiaan.
"Rasa takut sempat ada, namun semuanya tertutup dengan rasa haru ketika sudah sampai rumah duka. Adanya tangis sedih keluarga mengiringi kepergian jenazah. Di situ rasa takut kami terkubur," ujar Rantao.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kediri Marsudi Nugroho mengatakan Brigade Penolong sering dilibatkan dalam kondisi kegawatdaruratan. Brigade Penolong tersebut beranggotakan Pramuka Penegak dan Pandega yang dilatih khusus di bidang pencarian dan pertolongan (SAR). Mereka sudah dilatih beragam keterampilan, sehingga ketika ada yang membutuhkan langsung bergerak.
Saat kasus positif meningkat, Brigade Penolong menjadi tenaga tambahan bagi petugas tenaga medis. Mereka dengan sukarela membantu mengambil jenazah warga.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Indun Munawaroh mengakui bahwa sebelum pandemi Covid-19, kerja sama antara Brigade Penolong dengan BPBD Kota Kediri memang sudah terjalin. Bukan hanya soal diminta tolong untuk mengambil jenazah warga yang isolasi mandiri, namun penyemprotan cairan disinfektan pun juga dilakukan oleh tim ini.
Dalam kondisi apapun, sudah ada keterlibatan dari para sukarelawan, terutama Brigade Penolong, baik yang bersiaga di BLK dan penyemprotan disinfektan yang sampai saat ini masih dilakukan.
Selama dua pekan terakhir di Kota Kediri intensitas penjemputan jenazah menurun dibandingkan sebelumnya yang sempat mencapai tujuh kali penjemputan dalam sehari. Indun menyebut, tujuh kali penjemputan itu adalah rekor yang cukup tinggi dalam sehari di Kota Kediri, mengingat di hari lain penjemputan tergolong fluktuatif, satu atau dua kali penjemputan.
Kendati angka tersebut naik turun, petugas juga tetap siaga. Jika ada panggilan, petugas juga langsung bergerak ke lokasi.
Editor: Nani Suherni